SAMARINDA – Dugaan penggunaan BBM berkualitas rendah yang menyebabkan kendaraan mogok di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) terus mencuat. Sejumlah pengendara motor dan mobil di Samarinda, Kukar, hingga Balikpapan melaporkan insiden mogok usai mengisi Pertalite atau Pertamax di SPBU resmi milik Pertamina. Kondisi ini memicu kekhawatiran masyarakat dan menimbulkan tanda tanya besar mengenai kualitas bahan bakar yang disalurkan.
Ironisnya, Kaltim yang dikenal sebagai ladang minyak nasional, justru menghadapi isu BBM bermasalah. Bahkan, sejumlah pihak mencurigai adanya praktik oplosan, meskipun belum terbukti secara resmi.
Respons Pertamina: BBM Sudah Lewati Quality Control
Menanggapi situasi ini, Edi Mangun, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Kalimantan, menyatakan bahwa pihaknya tetap berkomitmen menjaga kualitas BBM yang disalurkan ke masyarakat. Ia menegaskan, seluruh BBM yang keluar dari Terminal BBM telah melalui uji kualitas ketat untuk memastikan tidak ada kontaminasi.
“Pertamina Patra Niaga memastikan BBM telah sesuai spesifikasi. Kami juga mengimbau SPBU melakukan pemeriksaan rutin terhadap tangki timbun mereka,” ujarnya.Masyarakat juga diimbau untuk melapor jika mengalami keluhan melalui Pertamina Call Center 135, agar bisa segera ditindaklanjuti.
Gubernur Kaltim Turun Tangan
Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, juga ikut melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa SPBU bersama jajarannya. Dalam pengecekan tersebut, Gubernur Rudy menegaskan bahwa hasil uji laboratorium menunjukkan tidak ditemukan kontaminasi benda asing seperti air pada BBM yang disimpan di tangki timbun SPBU.“Kami cek langsung densitas BBM dan hasilnya masih dalam batas normal, antara 0,70 hingga 0,75. Artinya BBM-nya clear dan tidak terkontaminasi,” jelas Rudy.
Namun, Rudy juga menekankan bahwa penyebab kendaraan mogok bisa berasal dari faktor lain, seperti perawatan kendaraan yang kurang, oli dan filter yang tidak diganti secara berkala, atau dampak dari banjir yang sempat terjadi di beberapa wilayah.
Pemerintah Provinsi Kaltim bersama Pertamina akan terus memantau kondisi lapangan, termasuk melakukan pengecekan acak di berbagai SPBU.“Kami tidak akan tinggal diam. Pengawasan terus dilakukan dan laporan masyarakat akan ditindaklanjuti,” tegas Rudy.
Pemerintah berharap, dengan pengecekan dan transparansi ini, masyarakat tetap merasa aman dalam menggunakan BBM serta tidak terpengaruh isu yang belum terbukti kebenarannya.
Meski keluhan terkait mogoknya kendaraan setelah mengisi Pertalite dan Pertamax masih terjadi, hasil uji laboratorium sementara menunjukkan bahwa BBM dari SPBU di Kaltim masih sesuai standar. Namun, kewaspadaan tetap diperlukan, dan masyarakat didorong untuk aktif melaporkan keluhan demi memastikan transparansi dan kualitas layanan tetap terjaga.[]
Putri Aulia Maharani