Bengkel Ramai Motor Rusak, Diduga Karena BBM Oplosan

Bengkel Ramai Motor Rusak, Diduga Karena BBM Oplosan

SAMARINDA – Dugaan bahan bakar oplosan menjadi sorotan serius di Kalimantan Timur, khususnya di Samarinda. Pasalnya, puluhan sepeda motor dilaporkan mengalami kerusakan atau menunjukkan gejala brebet akibat penggunaan bahan bakar yang diduga tidak murni.

Jenis kerusakan yang paling umum terjadi adalah pada bagian fuel pump motor. Fuel pump sendiri memiliki peranan penting dalam sistem pembakaran mesin karena berfungsi mengalirkan bahan bakar dari tangki ke ruang bakar. Komponen ini terdiri dari dinamo yang memompa bahan bakar ke injector, dan filter yang menyaring kotoran agar tidak masuk ke dalam sistem bahan bakar. Ketika komponen ini terganggu, motor akan menunjukkan gejala seperti mesin tersendat, gas yang tidak responsif, hingga mesin mati mendadak.

Gunawan, seorang mekanik dari Bengkel Armada Motor di Jalan Pramuka, menyampaikan bahwa pihaknya mengalami lonjakan jumlah motor rusak sejak beberapa hari sebelum Hari Raya. Ia mengatakan, dalam sehari bisa menerima antara 10 hingga 15 motor dengan keluhan yang serupa. Menurutnya, gejala yang paling sering muncul adalah motor brebet atau gas yang tersendat-sendat saat ditarik. Untuk biaya perbaikan, Gunawan mengungkapkan bahwa jika kerusakan sudah mencapai fuel pump, biaya bisa mencapai Rp400 ribu hingga Rp500 ribu, tergantung tingkat keparahan.

Hal senada juga diungkapkan oleh Andre, mekanik dari Bengkel Abadi Jaya Motor di Jalan dr. Sutomo. Ia mencatat setidaknya sepuluh motor dengan gejala brebet dan mesin mati masuk ke bengkelnya selama tiga hari terakhir. Setelah dicek, sebagian besar mengalami kerusakan pada fuel pump. Menurut Andre, proses perbaikannya memakan waktu sekitar satu jam dengan biaya sekitar Rp450 ribu jika menggunakan suku cadang orisinal. Namun, jika hanya perlu mengganti komponen ringan seperti rotak, biayanya bisa lebih murah, sekitar Rp200 ribu.

Meskipun para mekanik tidak bisa memastikan secara langsung bahwa penyebab kerusakan adalah bahan bakar oplosan, lonjakan kasus kerusakan yang serupa dalam waktu berdekatan menimbulkan dugaan kuat adanya masalah pada kualitas bahan bakar.

Kondisi ini seharusnya menjadi peringatan bagi pengelola, distributor, dan pengecer bahan bakar agar lebih bijak dan transparan dalam menjalankan usaha. Kualitas bahan bakar sangat penting untuk mendukung aktivitas masyarakat yang mengandalkan kendaraan bermotor dalam mobilitas sehari-hari. Pemerintah dan pihak berwenang diharapkan dapat segera mengambil langkah tegas untuk menindaklanjuti persoalan ini agar tidak terus merugikan konsumen.[]

Putri Aulia Maharani

 

Berita Daerah Kasus