Solusi Kemacetan Bali: Jam Sekolah dan Kerja Dibatasi

Solusi Kemacetan Bali: Jam Sekolah dan Kerja Dibatasi

DENPASAR – Pemerintah Provinsi Bali mengambil langkah strategis untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Bali dengan merancang perubahan jadwal jam kerja pegawai dan jam sekolah. Gubernur Bali, Wayan Koster, menyatakan bahwa upaya ini merupakan bagian dari tim percepatan pembangunan Bali dan tim penanganan kemacetan yang dibentuk untuk merancang solusi jangka pendek dan panjang.

Dalam pernyataannya di Denpasar pada Jumat (11/4), Gubernur Koster mengungkapkan bahwa salah satu langkah penting adalah pemisahan waktu aktivitas antara sekolah dan kantor pegawai. Untuk itu, Dinas Perhubungan Provinsi Bali bersama dengan pihak terkait di Kabupaten/Kota se-Bali serta Ditlantas Polda Bali akan merancang rekayasa arus kendaraan guna mengurangi kemacetan. Salah satu solusinya adalah dengan membedakan jam operasional sekolah dan jam kerja pegawai.

“Untuk jangka pendek, Kadis Perhubungan Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Bali serta Ditlantas Polda Bali merancang skenario perubahan arus kendaraan dan rekayasa lalu lintas agar lebih efektif dalam mengurangi kemacetan,” kata Gubernur Koster.

Ia menjelaskan bahwa jam sekolah akan diatur lebih pagi, sedangkan jam kerja pegawai Pemprov Bali dimulai pukul 8.00 hingga 16.00 Wita. Upaya ini dilakukan untuk menghindari tumpang tindih antara jam sekolah dan jam kerja pegawai yang bisa menyebabkan kepadatan lalu lintas.

Kemacetan lalu lintas di Bali telah menjadi isu penting yang perlu segera ditangani. Selain kemacetan, masalah sampah juga menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, Dinas Perhubungan dan tim yang ditunjuk diminta segera bekerja dengan memetakan arus lalu lintas yang padat di seluruh Bali dan menentukan pola yang tepat untuk diterapkan, termasuk pengaturan waktu yang sesuai bagi pelajar dan pegawai.

Gubernur Koster juga menegaskan bahwa kemacetan ini tidak hanya berdampak pada masyarakat, tetapi juga pada citra Bali di mata wisatawan. Pada tahun 2024, Bali diperkirakan akan menerima kunjungan sebanyak 6,4 juta wisatawan mancanegara (wisman), jumlah yang lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi COVID-19 yang mencapai 6,2 juta. Untuk itu, penanganan masalah kemacetan dan sampah sangat penting untuk meningkatkan kenyamanan wisatawan.

“Ini lebih banyak dari sebelum COVID-19, dan jika Bali bisa mengelola masalah sampah dan kemacetan dengan baik, citra Bali sebagai Pulau Dewata akan semakin positif di mata dunia,” ujar Gubernur Koster.

Pemerintah Provinsi Bali berharap, dengan pengaturan waktu ini, Bali dapat mengurangi kemacetan dan menciptakan pengalaman wisata yang lebih nyaman dan menyenangkan bagi wisatawan yang datang.[]

Putri Aulia Maharani

Berita Daerah