36 Biksu Menginap di Gereja Katolik Kendal

36 Biksu Menginap di Gereja Katolik Kendal

KENDAL – Sebanyak 36 biksu yang sedang menempuh ritual berjalan kaki (Thudong) dari Bangkok menuju Candi Borobudur dalam rangka peringatan Hari Raya Waisak tahun 2025 disambut hangat oleh Gereja Katolik Santo Antonius Padua di Kendal, Jawa Tengah. Rombongan para bante tersebut diperkenankan beristirahat di dalam kompleks gereja, sebagai bentuk nyata toleransi antarumat beragama di Indonesia.

Salah satu biksu asal Malaysia, Beng Ann, menyampaikan rasa bahagia atas sambutan hangat yang ia dan rekan-rekannya terima selama di Indonesia. Ia secara khusus menyoroti kerukunan antarumat beragama yang tampak jelas dari keramahan pihak gereja.

“Ini adalah bentuk toleransi antar umat beragama,” ujar Beng Ann saat ditemui di Gereja Santo Antonius Padua Kendal, Senin (05/05/2025). Ia menambahkan, sejak tiba di Jakarta, ia telah merasakan sambutan luar biasa dari masyarakat yang terus memberikan semangat sepanjang perjalanan.

Beng Ann mengakui bahwa perjalanan yang telah mereka tempuh tidak mudah. Beberapa biksu mengalami masalah kesehatan, seperti kaki lecet, sesak napas, bahkan ada yang sampai muntah darah. Namun semangat mereka tidak padam. “Meskipun dokter memintanya istirahat, dia hanya istirahat sebentar,” ungkapnya.

Prabudias, selaku penanggung jawab kegiatan Thudong, menyampaikan rasa syukur karena seluruh biksu tiba di Kendal dalam kondisi selamat. Ia menjelaskan bahwa pemberhentian di gereja tersebut adalah hasil undangan dari pengurus Gereja Santo Antonius Padua.

“Saya diminta oleh pengurus gereja Katolik Santo Antonius Padua untuk istirahat di sini,” ujar Prabudias. Setelah dari Kendal, rombongan dijadwalkan melanjutkan perjalanan ke Semarang dan akan bermalam di Klenteng Takeshi. “Besok, di Kaliwungu Kendal, kita akan disambut oleh pengurus pondok pesantren budaya,” tambahnya.

Sementara itu, Romo Yohanes Wegik Heri Purnomo, selaku kepala Gereja Santo Antonius Padua, menyambut kedatangan para bante dengan penuh hormat. Ia menyampaikan bahwa ini adalah kali kedua gereja menjadi tempat istirahat para biksu Thudong, setelah sebelumnya juga dilakukan pada tahun 2023.

“Selamat datang kepada Bante yang telah melakukan perjalanan jauh. Ini adalah kali kedua mereka menginap di gereja kami,” ujar Romo Wegik. Ia juga menegaskan bahwa pihak gereja telah menyiapkan kebutuhan dasar seperti tempat tidur, fasilitas mandi, serta makanan.

Kegiatan Thudong ini merupakan ritual tahunan yang dilakukan oleh para biksu dari berbagai negara. Mereka berjalan kaki ribuan kilometer menuju Candi Borobudur sebagai simbol perjalanan spiritual dan pengorbanan dalam menyambut Hari Raya Waisak. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews