3 TNI Aniaya Warga hingga Tewas

3 TNI Aniaya Warga hingga Tewas

DENPASAR – Tiga anggota Yonif 900/Satya Bhakti Wirottama (SBW), Kodam IX/Udayana, ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan yang menyebabkan tewasnya seorang warga bernama Komang Juliartawan (31) di Kabupaten Buleleng, Bali. Ketiga prajurit yang kini telah ditahan adalah Sertu KSY, Pratu MR, dan Prada PAH.

Peristiwa penganiayaan yang berujung kematian itu diduga dipicu oleh tindakan korban yang menjual tiga unit sepeda motor milik orangtua Prada PAH. Uang hasil penjualan sepeda motor tersebut dikabarkan telah digunakan korban untuk berjudi.

“Bahwa sebelum peristiwa tersebut (penganiayaan), korban menggelapkan dan menjual sepeda motor milik orang tua kandung Prada PAH dan uangnya telah dihabiskan untuk berjudi,” ungkap Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IX/Udayana, Kolonel Inf Candra, dalam pernyataan pers yang dirilis pada Rabu (07/05/2025).

Kasus ini mencuat setelah keluarga korban, melalui sang kakak, Gede Kamar Yadnya (44), melapor ke Subdenpom IX/3-1 Singaraja. Dalam laporannya, Gede menyampaikan bahwa adiknya meninggal dunia di RSUD Buleleng, diduga akibat penganiayaan oleh oknum anggota TNI.

“Benar, informasinya korban meninggal dunia,” kata Candra saat dikonfirmasi ulang mengenai kejadian tersebut.

Seiring laporan tersebut, penyelidikan langsung dilakukan oleh aparat militer. Hasilnya, ketiga anggota Yonif 900/SBW tersebut resmi ditetapkan sebagai tersangka dan kini tengah menjalani proses penahanan di Subdenpom IX/3-1 Singaraja.

Kolonel Candra menyampaikan bahwa Kodam IX/Udayana berkomitmen untuk menegakkan hukum secara tegas dan terbuka. Ia memastikan bahwa proses penanganan kasus ini dilakukan tanpa pandang bulu dan sesuai dengan prinsip supremasi hukum.

“Kodam IX/Udayana menjunjung tinggi supremasi hukum dan tidak akan mentolerir segala bentuk pelanggaran, terlebih yang mencederai kepercayaan masyarakat terhadap institusi TNI,” tegasnya. “Siapa pun yang terbukti bersalah akan diproses secara hukum dengan tegas dan transparan,” lanjut Candra.

Pihak Kodam menyatakan masih akan terus mengembangkan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan kejelasan seluruh rangkaian peristiwa dan motif yang melatarbelakangi tindakan kekerasan tersebut. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah