BANGKALAN – Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangkalan, Moh Yakub, menegaskan bahwa penggunaan toga dalam acara wisuda siswa di tingkat sekolah, mulai dari TK hingga SMA, tidak diperbolehkan. Menurut Yakub, toga adalah simbol kelulusan yang seharusnya hanya digunakan oleh mahasiswa yang menyelesaikan pendidikan sarjana (S1). Hal ini dia ungkapkan dalam responnya terhadap maraknya wisuda siswa yang menggunakan toga dalam beberapa waktu terakhir.
“Tidak boleh menggunakan toga karena itu adalah simbol kelulusan untuk mahasiswa S1, bukan untuk siswa sekolah,” kata Yakub, Rabu (07/05/2025). Ia juga menegaskan bahwa pelepasan siswa yang telah lulus seharusnya dilakukan dengan cara yang lebih sederhana, seperti melalui acara tasyakuran dan doa bersama.
Pernyataan Kadisdik Bangkalan ini turut memperkuat larangan yang juga mencuat di beberapa daerah lain terkait dengan penyelenggaraan acara wisuda bagi siswa. Sebelumnya, Pemprov Jawa Barat telah mengeluarkan kebijakan larangan pelaksanaan study tour untuk sekolah yang telah meluluskan siswa mereka, sebuah langkah yang menuai perhatian publik.
Yakub juga mengingatkan bahwa pelaksanaan acara pelepasan siswa di tingkat SD hingga SMP bukanlah kegiatan yang wajib. Ia mengungkapkan bahwa kegiatan pelepasan hanya boleh dilaksanakan dalam bentuk yang sederhana dan tidak memberatkan orangtua atau wali murid. “Acara pelepasan cukup dilaksanakan dengan tasyakuran dan doa bersama di lembaga masing-masing. Itu pun harus dilakukan dengan sederhana dan tidak memberatkan pihak orangtua,” imbuhnya.
Langkah ini juga sejalan dengan instruksi Kementerian Pendidikan yang mengingatkan agar acara pelepasan siswa dilaksanakan secara bijak dan tidak menambah beban bagi orangtua siswa. Sebagai alternatif, sekolah diminta untuk lebih mengutamakan kegiatan yang memberikan manfaat positif dan tetap sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri.
Dengan adanya penegasan ini, diharapkan sekolah-sekolah di Kabupaten Bangkalan dan daerah lainnya dapat lebih bijak dalam menyelenggarakan acara kelulusan yang sederhana, namun tetap memberikan penghormatan kepada siswa yang telah menempuh perjalanan panjang dalam pendidikan mereka. []
Diyan Febriana Citra.