SAMARINDA – Banjir yang melanda Kota Samarinda pada Senin, 12 Mei 2025, kembali menjadi pengingat bahwa persoalan banjir di kota ini belum tertangani secara menyeluruh. Meskipun Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda telah mengupayakan berbagai program penanggulangan banjir, termasuk pembangunan drainase dan gorong-gorong, namun hasilnya belum optimal dalam menghadapi curah hujan tinggi.
Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Maswedi, menyoroti belum terintegrasinya sistem drainase sebagai penyebab utama genangan air yang masih mudah terjadi di beberapa titik kota. Ia menyebutkan bahwa hujan deras yang mengguyur selama beberapa jam menjadi pemicu banjir, namun permasalahan utama tetap berada pada infrastruktur saluran air yang belum seluruhnya tersambung.
“Hujan kemarin memang deras dan cukup lama. Namun, jika drainase kita sudah terkoneksi penuh, air akan lebih cepat mengalir ke sungai tanpa tersendat,” ujar Maswedi dalam pernyataannya pada Rabu, 14 Mei 2025.
Menurutnya, saluran air yang terputus-putus menyebabkan aliran tersumbat, sehingga air mudah meluap ke permukaan jalan dan permukiman. Maswedi optimistis bahwa banjir bisa diminimalkan jika jaringan drainase difungsikan secara utuh dan terintegrasi dari hulu ke hilir.
Politikus Partai NasDem tersebut juga menekankan pentingnya aspek lingkungan dalam perencanaan kota. Ia menyoroti berkurangnya lahan hijau akibat pertumbuhan kawasan permukiman padat, yang turut mengurangi kemampuan tanah dalam menyerap air hujan.
“Seiring dengan bertambahnya kepadatan kota, beban yang harus ditanggung sistem drainase semakin besar. Perencanaan jangka panjang harus mempertimbangkan ruang terbuka hijau dan daya serap lingkungan,” jelasnya.
Maswedi turut mengungkapkan bahwa banjir kali ini juga diperparah oleh kondisi Sungai Mahakam yang tengah mengalami pasang. Hal ini menghambat aliran air dari dalam kota menuju sungai, sehingga genangan tidak cepat surut.
Kendati demikian, ia tetap mengapresiasi langkah perbaikan yang telah dilakukan oleh pemerintah dan pihak terkait. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, banjir pada awal pekan ini dinilai lebih cepat surut, menandakan adanya kemajuan dalam sistem drainase kota.
“Ini menunjukkan adanya progres. Meski belum sempurna, setidaknya kita sudah berada di jalur perbaikan. Harapan kami, ke depan perbaikan ini terus berlanjut dan menyentuh titik-titik krusial lainnya,” pungkasnya.[]
Putri Aulia Maharani