UNGARAN – Ruas jalan penghubung antara Kabupaten Semarang dan Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mengalami kerusakan serius akibat ambles sepanjang 12 meter dengan kedalaman sekitar satu meter. Insiden ini terjadi pada Rabu (21/05/2025) malam dan menyebabkan gangguan arus lalu lintas karena hanya satu sisi jalan yang dapat digunakan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (DPU BMCK) Jawa Tengah, Hanung Triyono, mengatakan bahwa penanganan sementara sedang dilakukan untuk menjaga konektivitas antarwilayah. Ia menegaskan bahwa kendaraan berat sementara waktu dilarang melintasi jalur tersebut demi keselamatan.
“Untuk kendaraan berat dan besar kami minta tidak melintasi jalan ini untuk sementara waktu. Jalur ini biasa dilewati truk pengangkut pasir dari Boyolali juga, termasuk truk niaga lain,” ujar Hanung, Kamis (22/05/2025).
Menurutnya, ini adalah kali ketiga ruas jalan tersebut mengalami ambles. Ia menjelaskan bahwa penanganan sementara dilakukan dengan pengurukan menggunakan material penahan agar jalan tetap dapat digunakan dalam waktu dekat. Penanganan darurat ini ditargetkan rampung dalam waktu maksimal tujuh hari.
“Kerusakan murni karena faktor alam, kita urug dulu yang ambles dengan material,” kata Hanung.
Namun, ia menyebut bahwa perbaikan permanen membutuhkan waktu lebih lama, karena struktur tanah di lokasi tersebut sudah tidak stabil.
“Karena jalan ini kondisinya sudah patah. Butuh fondasi dengan kedalaman lebih dari 13 meter agar tanah stabil,” lanjutnya. Ia menambahkan, langkah mitigasi juga dilakukan dengan pemasangan jumbo bag atau bronjong di sisi jalan.
Kepala Dusun Ngelo, Desa Wiru, Kecamatan Bringin, Narto, membenarkan bahwa kerusakan terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Menurutnya, sebelum ambles, jalan hanya menunjukkan retakan kecil selebar 15 sentimeter.
“Namun kemarin itu hujan deras hingga menyebabkan ambles dengan ukuran lumayan besar,” ungkapnya.
Narto menyebut bahwa amblesnya jalan ini bukan kali pertama terjadi. Hampir setiap tahun, ia menyaksikan kerusakan serupa di lokasi tersebut, terutama saat musim hujan.
“Mungkin di bawah ini ada gorong-gorong alam, sehingga tanahnya bergerak terus meski telah diperbaiki,” katanya.
Ia berharap penanganan cepat dilakukan agar jalur alternatif yang vital ini tidak menimbulkan bahaya bagi pengguna jalan.
“Kalau tidak diperbaiki, bisa membahayakan pengendara jalan,” tutupnya. []
Diyan Febriana Citra.