Cilengsi Palabuhanratu: Rumah Warga Terendam Banjir Akibat Hujan Deras

Cilengsi Palabuhanratu: Rumah Warga Terendam Banjir Akibat Hujan Deras

SUKABUMI – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, pada Jumat (23/5/2025) siang, menyebabkan banjir yang merendam sejumlah permukiman warga di Kampung Cilengsi, Desa Citarik. Insiden ini terjadi sekitar pukul 13.00 WIB, tak lama setelah pelaksanaan Salat Jumat, dan menarik perhatian publik setelah rekaman video banjir tersebar luas melalui media sosial.

Camat Palabuhanratu, Deni Yudono, yang meninjau langsung lokasi terdampak bersama Kepala Desa Citarik, melaporkan bahwa salah satu titik terparah berada di sekitar permukiman warga serta sebuah toko bahan bangunan di Kampung Cilengsi. Banjir sempat mencapai ketinggian dua meter, merusak bagian dalam rumah dan merendam berbagai barang milik warga.

“Satu rumah yang juga dijadikan tempat usaha bahan bangunan mengalami kerusakan cukup parah. Bahkan lantai yang terbuat dari paving block sampai terkelupas. Syukurnya tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini,” ujar Deni.

Bencana banjir juga merusak infrastruktur irigasi di sejumlah titik. Aliran Sungai Cilogawa di Kampung Gadog Nagrog, yang sebelumnya telah diperbaiki, kembali rusak diterjang derasnya arus. Papan pengecoran yang baru dipasang pun ikut hancur. Kerusakan serupa dilaporkan terjadi di saluran irigasi Citando yang terletak di Kampung Cilengsi.

Kepala Desa Citarik, H. Sumantri, menyatakan bahwa ada tiga titik utama yang terdampak cukup signifikan, yaitu kawasan Sungai Cilogawa, irigasi Citando, serta wilayah perbatasan antara Desa Citarik dan Desa Cikadu.

“Di perbatasan desa, satu rumah dan sebuah pabrik genteng juga terendam banjir setinggi satu meter,” kata Sumantri.

Sebagai langkah antisipasi, pemerintah desa telah meminta seluruh ketua RT dan RW untuk meningkatkan kewaspadaan di lingkungannya masing-masing, mengingat curah hujan yang masih tinggi berpotensi menimbulkan banjir susulan.

Salah satu warga terdampak, Samsul Bahri (31), mengungkapkan bahwa kejadian banjir sudah menjadi peristiwa berulang setiap musim hujan. Menurutnya, keberadaan bangunan kosong yang menghambat aliran sungai dan menjadi tempat penumpukan sampah turut memperparah situasi.

“Ini sudah ketiga kalinya rumah saya kebanjiran. Semua perabotan basah, bahkan bahan bangunan ikut terendam. Kami sudah gotong royong membersihkan sejak pagi, tapi air tetap meluap. Kami harap pemerintah bisa segera turun tangan,” ucap Samsul penuh harap.

Pemerintah daerah diharapkan segera mengambil langkah konkret untuk memperbaiki sistem drainase dan mengatasi penyumbatan aliran air yang menjadi penyebab utama banjir di kawasan ini.[]

Putri Aulia Maharani

Berita Daerah