BATAM – Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), Bea Cukai, dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkotika jenis sabu dengan total berat mencapai lebih dari dua ton. Penangkapan dilakukan terhadap kapal MT Sea Dragon Tarawa yang melintas di perairan Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau.
Kepala BNN, Komisaris Jenderal Polisi Marthinus Hukom, menyatakan bahwa pengungkapan ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah pemberantasan narkotika di Indonesia. Operasi ini merupakan hasil penyelidikan intensif selama lima bulan, yang turut melibatkan kerja sama dengan jaringan intelijen internasional.
“Ini bukan pengungkapan biasa. Ini sejarah baru dalam perang melawan narkoba,” tegas Marthinus dalam konferensi pers di Batam, Senin (26/5/2025).
Kapal yang digunakan sebagai alat angkut narkoba itu dihentikan pada Jumat malam, 2 Mei 2025, sekitar pukul 23.00 WIB. Setelah diarahkan ke Dermaga Bea Cukai Batam dan diperiksa secara menyeluruh, petugas menemukan 67 kardus berisi sabu dengan berat total 2.115.130 gram. Barang haram tersebut dibungkus dalam plastik khas sindikat kawasan Segitiga Emas (Golden Triangle), dan disembunyikan di ruang mesin serta bagian depan kapal.
“Barang bukti disembunyikan di ruang mesin dan bagian depan kapal,” jelas Marthinus.
Dari penangkapan tersebut, aparat berhasil mengamankan enam orang tersangka, terdiri atas empat warga negara Indonesia dan dua warga negara Thailand. Para pelaku dijerat dengan Pasal 114 ayat (2), Pasal 112 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.
BNN mengungkapkan bahwa penyelundupan ini merupakan bagian dari jaringan internasional yang memanfaatkan jalur laut sebagai akses utama penyebaran narkotika ke wilayah Indonesia. Marthinus menegaskan bahwa jika sabu tersebut berhasil diedarkan, dampaknya bisa sangat merusak.
“Kalau ini lolos, dampaknya bisa sangat besar. Setidaknya delapan juta jiwa bisa terjerumus,” ujarnya.
Keberhasilan operasi ini juga dinilai sebagai bukti konkret sinergi antarinstansi dalam memperkuat pengawasan wilayah perairan Indonesia, yang selama ini menjadi titik rawan penyelundupan narkoba oleh sindikat lintas negara.[]
Putri Aulia Maharani