SAMARINDA – Hujan deras yang mengguyur Kota Samarinda pada Selasa siang, 27 Mei 2025, memicu bencana tanah longsor di kawasan pemukiman padat penduduk. Insiden terjadi sekitar pukul 12.03 Wita di Jalan Gerilya, Gang Keluarga, RT 102, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang. Material longsor yang berasal dari lereng bukit menimbun empat bangunan warga yang terdiri atas tiga rumah tunggal dan satu bangsalan berisi tiga pintu.
Ketua RT 102, Jalik, mengonfirmasi peristiwa tersebut saat ditemui di lokasi kejadian. Ia menyebutkan bahwa tanah longsor terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan kepanikan di antara warga.
“Informasi sementara, ada empat bangunan yang terdampak longsor,” ujarnya singkat.
Tim gabungan yang terdiri atas personel Dinas Pemadam Kebakaran (Disdamkar) Kota Samarinda, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda, para relawan, serta dibantu warga sekitar, segera dikerahkan ke lokasi. Proses evakuasi pun dilakukan dengan cepat demi menyelamatkan para penghuni bangunan yang tertimbun.
Jalik menjelaskan bahwa sejumlah penghuni rumah sempat terlihat tertimbun material longsor. Berkat kesigapan tim penyelamat dan petunjuk dari warga, tiga orang berhasil ditemukan dalam kondisi hidup.
“Tiga jiwa berhasil diselamatkan dari reruntuhan. Mereka mengalami luka-luka dan langsung dibawa ke rumah sakit dengan ambulans,” katanya.
Meski demikian, upaya pencarian masih terus dilakukan terhadap dua korban lain yang hingga kini belum ditemukan. Korban yang masih dicari diketahui merupakan seorang ibu dan anak. Kendala utama dalam proses evakuasi adalah volume material longsor yang cukup besar dan padat, menyulitkan alat berat untuk menjangkau titik terdalam.
Hingga laporan ini diturunkan, proses evakuasi masih berlangsung. Petugas dan relawan terus berjuang di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu serta medan yang labil.
Menurut Jalik, wilayah tersebut memang dikenal rawan longsor. Ia menyebutkan bahwa sebelumnya pernah terjadi pergerakan tanah di lokasi yang tak jauh dari titik longsor kali ini, meskipun dampaknya tidak separah sekarang.
“Dulu hanya menutup akses jalan. Tidak sampai merusak rumah warga seperti sekarang,” tuturnya.
Longsor kali ini disebut sebagai yang terparah di kawasan itu dalam beberapa tahun terakhir. Selain menimbulkan korban luka dan kemungkinan korban jiwa, kerugian material juga diperkirakan cukup besar.
Pemerintah kota bersama instansi terkait kini tengah melakukan pendataan serta penyelidikan guna memastikan penyebab utama longsor. Masyarakat pun diminta tetap siaga terhadap potensi bencana serupa, mengingat curah hujan yang masih tinggi dan kondisi tanah yang rentan bergerak.[]
Putri Aulia Maharani