LUMAJANG – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik signifikan dengan tiga kali erupsi yang tercatat sejak tengah malam hingga pagi hari, Rabu (28/05/2025). Erupsi disertai dengan kolom abu yang mencapai ketinggian hingga 1.200 meter di atas puncak kawah.
Data dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur menunjukkan bahwa erupsi pertama terjadi pada pukul 00.59 WIB. Letusan ini memunculkan kolom abu berintensitas sedang setinggi 600 meter yang mengarah ke utara.
Erupsi kedua terjadi pada pukul 02.37 WIB. Kali ini, kolom abu lebih tebal dengan ketinggian sekitar 500 meter, juga menuju ke utara. Sementara erupsi ketiga terjadi pada pukul 06.12 WIB, memunculkan asap tebal setinggi 1.200 meter yang terbawa angin ke arah timur laut.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Rabu, 27 Mei 2025 pukul 06.12 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 1.200 meter di atas puncak,” ungkap petugas PPGA Semeru, Liswanto, dalam laporan tertulis yang diterima Rabu pagi.
Sementara itu, sepanjang Selasa (27/05/2025), PPGA mencatat Gunung Semeru mengalami 43 kali letusan. Namun, sebagian besar tidak dapat terpantau secara visual karena gunung tertutup kabut tebal.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, menyampaikan bahwa status Gunung Semeru masih berada pada Level II atau Waspada. Ia mengingatkan warga agar tidak beraktivitas dalam radius 8 kilometer dari puncak di sektor tenggara, terutama di sepanjang Besuk Kobokan.
“Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” imbau Yudhi.
Selain itu, masyarakat juga diingatkan untuk menjauhi tepi sungai sejauh 500 meter dari aliran Besuk Kobokan, mengingat potensi perluasan aliran lahar dan awan panas dapat menjangkau hingga 13 kilometer dari puncak. Risiko ini meningkat karena curah hujan di sekitar Gunung Semeru masih tinggi, yang bisa memicu banjir lahar sewaktu-waktu.
BPBD Kabupaten Lumajang dan pihak berwenang terus memantau perkembangan aktivitas gunung dan siap mengambil langkah cepat apabila terjadi peningkatan status. Masyarakat diminta tetap tenang, namun waspada, serta mengikuti arahan dari instansi resmi. []
Diyan Febriana Citra.