500 Bantuan Disalurkan ke Korban Banjir Nunukan

500 Bantuan Disalurkan ke Korban Banjir Nunukan

NUNUKAN – Pemerintah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, menyalurkan 500 paket bantuan untuk warga terdampak banjir tahunan di wilayah pedalaman perbatasan Indonesia Malaysia. Bantuan tersebut mulai disalurkan pada Kamis, 29 Mei 2025.

Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Nunukan, Ir. Jabbar, menyampaikan bahwa Pemkab telah menetapkan status Tanggap Darurat Bencana Alam Banjir dan Tanah Longsor sejak 23 Mei 2025, yang akan berlangsung hingga 5 Juni 2025 mendatang.

“Berdasarkan penetapan tanggap darurat tersebut, Pemerintah Daerah dan instansi terkait menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang terdampak banjir di sembilan kecamatan, mencakup 2.451 Kepala Keluarga,” kata Jabbar dalam pernyataan tertulisnya.

Ia menambahkan bahwa bantuan sosial ini memang tidak dapat menggantikan seluruh kerugian warga, tetapi merupakan bentuk kepedulian dan bukti hadirnya pemerintah di tengah situasi sulit. Pengiriman bantuan dilakukan melalui Pelabuhan LCT H. Suardi, Tanjung Batu, Nunukan, dengan tahap pertama difokuskan untuk wilayah Kecamatan Lumbis, Sembakung Atulai, Sembakung, dan Sebuku.

“Terkait dengan kondisi rumah warga yang mengalami kerusakan parah, Pemerintah akan memberikan bantuan perbaikan rumah melalui dinas teknis terkait,” tambahnya.

Sementara itu, Kasubid Penyelamatan BPBD Nunukan, Hasanuddin, mengatakan bahwa pemantauan banjir masih terus dilakukan, terutama di daerah terdampak parah seperti Desa Atap, Kecamatan Sembakung. Menurut laporan terakhir yang diterima BPBD, ketinggian Sungai Sembakung pada Kamis sore (29/05/2025) mencapai 4,3 meter dan mulai menunjukkan tren surut.

“Beberapa SD belum dapat melaksanakan aktivitas KBM karena ruang belajar masih terendam banjir,” ujarnya.

Selain menghambat kegiatan pendidikan, banjir juga masih merendam lebih dari 100 rumah warga dengan ketinggian air di dalam rumah mencapai 40 cm. Hasan menambahkan, pembaruan data di wilayah terdampak juga menghadapi kendala sinyal internet yang buruk.

“Posko BPBD di Sembakung kesulitan mengirim pembaruan data karena gangguan jaringan. Namun, personel tetap menginput data korban sesuai standar pelaporan yang ditetapkan Kementerian Dalam Negeri,” jelasnya.

Sebagai informasi, banjir tahunan di wilayah ini berasal dari luapan beberapa sungai yang berhulu di wilayah perbatasan Malaysia, seperti Sungai Talangkai di Sabah, Sungai Pampangon, Lagongon, dan Pagalungan. Aliran air dari sungai-sungai tersebut masuk ke wilayah Indonesia melalui Sungai Labang dan Sungai Pensiangan, lalu bermuara di Sungai Sembakung yang melintasi Kabupaten Nunukan. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews