CIREBON – Longsor terjadi di tambang galian C Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (30/05/2025). Peristiwa itu menyebabkan sepuluh penambang tertimbun tanah longsor. Dua korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, sementara delapan lainnya masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan dan relawan.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan belasungkawa mendalam atas musibah yang menimpa para penambang tersebut. Dalam pernyataannya, Dedi mengungkapkan bahwa aspek keselamatan kerja di tambang itu selama ini kurang diperhatikan.
“Sebelum menjabat sebagai gubernur, saya pernah mengunjungi tambang galian C Gunung Kuda. Saat itu saya melihat langsung bahwa aktivitas penambangan di sana sangat berbahaya dan tidak memenuhi standar keselamatan kerja,” ungkap Dedi dalam video yang diunggah di media sosial pada Jumat (30/05/2025).
Meski menyadari potensi bahaya di lokasi tersebut, Dedi mengaku tidak bisa mengambil tindakan tegas sebelumnya karena tambang itu sudah memiliki izin operasi hingga Oktober 2025, sementara ia belum menjabat sebagai gubernur saat itu.
Kini, setelah insiden yang menewaskan dua pekerja yang tengah mencari nafkah untuk keluarganya, Gubernur Dedi bergerak cepat. Ia memerintahkan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Barat beserta jajarannya untuk menutup tambang tersebut secara permanen.
“Peristiwa ini harus menjadi pelajaran bagi pengusaha tambang dan pemerintah agar lebih memperhatikan keselamatan kerja dan aspek lingkungan,” tegas Dedi.
Ia juga mengungkapkan empati dan doa bagi keluarga korban. “Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, dan korban yang meninggal diterima iman Islamnya, diampuni dosanya, serta ditempatkan di tempat mulia di sisi Allah SWT,” ujarnya.
Proses evakuasi dan pencarian korban masih terus berlangsung. Pihak berwenang juga sedang menyelidiki penyebab longsor dan kemungkinan adanya kelalaian pengelola tambang. []
Diyan Febriana Citra.