MADIUN – Cuaca yang tak menentu dengan curah hujan tinggi di musim kemarau basah membuat para petani bawang merah di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, mulai dilanda keresahan. Pasalnya, serangan hama ulat dan jamur mulai menjangkiti lahan bawang yang baru ditanam, mengancam hasil panen mereka.
Lasidi, seorang petani asal Desa Bandungan, Kecamatan Saradan, mengaku tanamannya yang baru berusia 17 hari telah menunjukkan gejala terserang hama.
“Hama ulat menggerogoti daun bawang yang baru tumbuh. Sedangkan jamur membuat daun bawang menguning. Kalau dibiarkan kami bisa gagal panen,” ujar Lasidi saat dikonfirmasi, Selasa (03/06/2025).
Fenomena musim kemarau basah ini menjadi persoalan utama. Para petani, termasuk Lasidi, semula memperkirakan musim hujan telah berlalu. Namun hujan dengan intensitas tinggi masih rutin mengguyur wilayah Madiun, memperburuk kondisi pertanian hortikultura yang sensitif terhadap kelebihan air.
Senada dengan Lasidi, Nur Hasyim petani bawang merah lain di desa yang sama mengungkapkan hal serupa. Ia mengatakan cuaca ekstrem membuat tanaman sangat rentan.
“Tetapi ternyata hujannya masih sering turun hingga berdampak ke tanaman banyak terserang hama ulat dan jamur,” kata Hasyim.
Menurut Hasyim, meski serangan hama tidak serta-merta mematikan tanaman, dampaknya sangat terasa pada kualitas hasil panen. Bawang merah yang seharusnya tumbuh optimal justru menjadi kecil dan kurang bernilai jual. Untuk mengatasi masalah tersebut, ia rutin menggunakan pestisida untuk ulat dan fungisida guna menghambat pertumbuhan jamur.
Namun, penggunaan pestisida secara terus-menerus tentu meningkatkan biaya produksi, yang pada akhirnya mempersempit margin keuntungan petani. Di tengah harga pupuk dan obat-obatan yang tak murah, ancaman gagal panen karena faktor alam menjadi tekanan berat bagi para petani kecil.
Situasi ini mengisyaratkan perlunya perhatian dari pemerintah daerah dan instansi pertanian terkait untuk memberikan pendampingan dan solusi konkret. Terutama dalam bentuk edukasi cuaca, bantuan penanggulangan hama, serta dukungan subsidi pertanian bagi petani terdampak. []
Diyan Febriana Citra.