Utang Menumpuk, RSUD Doris Tunda Pembayaran Honor

Utang Menumpuk, RSUD Doris Tunda Pembayaran Honor

PALANGKA RAYA — Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, tengah menghadapi tekanan keuangan serius dengan total utang mencapai Rp 120 miliar. Situasi ini berdampak langsung pada penundaan pengadaan sejumlah obat-obatan dan keterlambatan pembayaran honor tenaga kesehatan.

Sebagai rumah sakit rujukan utama yang melayani masyarakat dari 14 kabupaten/kota di Kalimantan Tengah, RSUD Doris Sylvanus tetap berkomitmen untuk menjaga kualitas layanan medis. Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Doris Sylvanus, Suyuti Syamsul, mengatakan pihaknya kini menerapkan sistem skala prioritas dalam penyediaan obat.

“Memang tidak semua obat (ada), kami bicara prioritas karena (anggaran) terbatas. Pertama, obat safe living untuk menyelamatkan nyawa harus ada, kedua obat esensial. Kalau obat lain-lain kami tunda dulu, kan tidak membahayakan juga kalau tidak ada,” jelas Suyuti saat diwawancarai, Selasa (04/06/2025).

Ia menekankan bahwa obat-obatan penting, seperti obat untuk tindakan operasi dan obat penyelamat jiwa, tetap tersedia. Obat lain seperti suplemen vitamin atau non-esensial ditunda pengadaannya hingga kondisi anggaran membaik.

Suyuti juga menanggapi kabar terkait keterlambatan pembayaran honor tenaga kesehatan yang disebut tertunggak hingga tujuh bulan. Ia membantah informasi tersebut dan menyatakan bahwa pembayaran honor sebenarnya hanya tertunda untuk dua bulan terakhir tahun 2024.

“Tidak benar tujuh bulan. Untuk 2024 yang belum diselesaikan tinggal bulan 11 dan bulan 12,” ungkapnya.

Menurutnya, keterlambatan ini disebabkan oleh proses perhitungan jasa ribuan tenaga medis yang masih dilakukan secara manual karena sistem digitalisasi kepegawaian belum optimal.

Lebih lanjut, ia menyebutkan pembayaran untuk November telah dilakukan, sementara untuk Desember akan diselesaikan pada pertengahan Juni, setelah dana dari BPJS diterima. Suyuti memastikan bahwa keterlambatan honor nakes tidak melebihi lima bulan dan akan terus diminimalkan.

“Kalau kami selesaikan bulan ini, ya minimal gap-nya tiga bulan,” ujarnya.

Meski dililit utang besar, RSUD Doris Sylvanus tetap mengutamakan pelayanan publik. Namun, tantangan ini menyoroti perlunya pembenahan sistem keuangan dan manajemen rumah sakit secara menyeluruh agar tidak berdampak pada layanan dasar kesehatan masyarakat. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews