Dampak Erupsi Tahun Lalu, Stasiun Seismik Gunung Ruang Sitaro Belum Pulih

Dampak Erupsi Tahun Lalu, Stasiun Seismik Gunung Ruang Sitaro Belum Pulih

SITARO — Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, berencana membangun kembali stasiun seismik di Gunung Ruang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara. Stasiun tersebut sebelumnya mengalami kerusakan akibat banjir lahar yang terjadi pascaerupsi Gunung Ruang pada April 2024.

“Kondisi saat ini, stasiun di Pulau Ruang atau RUA3 masih nonaktif karena terkena banjir lahar beberapa waktu lalu,” ujar Kepala PVMBG, P. Hadi Wijaya, pada Selasa (27/5/2025).

Menurutnya, pembangunan kembali stasiun seismik memang telah direncanakan, namun pelaksanaannya masih menunggu kondisi di lapangan yang benar-benar aman dan stabil. Tujuannya untuk memastikan perlindungan terhadap peralatan yang sangat penting dalam pemantauan aktivitas vulkanik.

Sementara stasiun utama di Pulau Ruang belum dapat dioperasikan, pengawasan terhadap aktivitas Gunung Ruang dilakukan melalui stasiun RUA2 yang terletak di Pulau Tagulandang. “Kami akan memasang kembali stasiun seismik di Pulau Ruang ketika kondisi memungkinkan, sekaligus meminimalkan risiko kerusakan seperti yang terjadi pada RUA3,” katanya.

Sebelumnya, PVMBG telah memasang dua stasiun seismik di Pulau Ruang. Namun, keduanya rusak parah akibat erupsi besar yang terjadi pada April 2024. Usai kejadian tersebut, PVMBG sempat membangun satu stasiun tambahan, tetapi kembali rusak karena diterjang banjir lahar susulan.

“Kondisi di Pulau Ruang saat ini masih rawan banjir lahar. Oleh karena itu, kami memindahkan salah satu perangkat pemantauan ke Pulau Tagulandang agar deteksi terhadap intrusi magma yang signifikan tetap bisa dilakukan,” jelas Hadi.

Sebagaimana diketahui, Gunung Ruang mengalami erupsi eksplosif pada 17 April 2024 pukul 01.08 WITA. Erupsi tersebut memunculkan kolom abu setinggi sekitar 2.500 meter, disertai suara gemuruh dan dentuman keras. Aktivitas sempat menurun, namun pada 28 hingga 29 April 2024 terjadi peningkatan jumlah gempa vulkanik dalam dan dangkal yang kemudian diikuti erupsi susulan pada 30 April 2024.

PVMBG tetap mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi bahaya, terutama di sekitar aliran lahar dan lereng gunung yang terdampak aktivitas vulkanik. Pemantauan dan mitigasi akan terus dilakukan untuk meminimalisasi risiko terhadap keselamatan warga.[]

Putri Aulia Maharani

Berita Daerah