BONDOWOSO – Suasana malam yang tenang di Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, mendadak berubah mencekam saat gempa bumi berkekuatan magnitudo 3,6 mengguncang wilayah tersebut pada Jumat dini hari (13/06/2025) pukul 00.49 WIB. Getaran yang datang tiba-tiba tersebut sontak membuat warga terbangun dari tidur mereka.
Data resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat, pusat gempa berada di darat, tepatnya di sekitar Kecamatan Pakem. Lokasinya berada pada koordinat 7.85 Lintang Selatan dan 113.76 Bujur Timur, dengan kedalaman sangat dangkal yaitu hanya 2 kilometer di bawah permukaan tanah.
Kondisi gempa yang tergolong dangkal ini menjadikan getarannya terasa cukup kuat, meskipun magnitudo terbilang sedang. Dampak langsungnya adalah guncangan yang mengejutkan warga, terutama di Desa Banyuwulu yang hanya berjarak sekitar 5 kilometer dari titik pusat gempa.
“Seumur hidup, baru kali ini saya merasakan getaran sekuat itu. Walaupun berlangsung sebentar, tapi terasa sangat kuat,” ungkap Mohammad Rois, warga Banyuwulu. Rois mengaku langsung terbangun ketika mendengar suara gemuruh yang disusul getaran cukup keras.
Hal senada disampaikan oleh Pak Willy, warga lainnya. Ia mengatakan bahwa banyak warga yang sempat panik karena getaran terjadi secara tiba-tiba.
“Banyak yang kaget, karena datangnya tiba-tiba,” ujarnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bondowoso, Sigit Purnomo, menyatakan bahwa hingga pukul 07.38 WIB belum ada laporan kerusakan bangunan maupun korban jiwa akibat gempa tersebut. Namun, pihaknya tetap meminta masyarakat untuk selalu siaga dan tidak terpengaruh oleh informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya.
“Belum ada laporan sampai sekarang,” kata Sigit. “Namun harus tetap waspada,” tambahnya.
Gempa ini kembali mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana alam, khususnya gempa bumi yang bisa datang tanpa peringatan. Meskipun Bondowoso bukan termasuk kawasan yang tergolong aktif secara tektonik dibanding daerah lain seperti selatan Jawa atau wilayah timur Indonesia, kejadian ini membuktikan bahwa ancaman gempa tetap ada dan nyata.
Pemerintah daerah bersama BMKG dan BPBD diimbau untuk terus menyosialisasikan langkah mitigasi bencana kepada masyarakat, terutama terkait gempa dangkal yang dampaknya bisa cukup terasa meski berskala kecil. Sosialisasi ini sangat penting, terlebih banyak warga yang masih belum memahami secara menyeluruh tata cara evakuasi ataupun penyelamatan diri saat gempa terjadi. []
Diyan Febriana Citra.