PAPUA PEGUNUNGAN – Aktivitas kegempaan kembali mengguncang wilayah Papua Pegunungan. Pada Senin dini hari, (16/06/2025), gempa bumi berkekuatan 4,1 magnitudo terjadi di wilayah Kabupaten Tolikara. Meski tergolong dalam kategori gempa ringan, peristiwa ini kembali mengingatkan bahwa kawasan tersebut merupakan bagian dari zona seismik aktif yang perlu diwaspadai.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa terjadi pukul 03.57 WIB. Episentrum gempa terletak pada koordinat 3.15 Lintang Selatan dan 139.01 Bujur Timur, atau sekitar 69 kilometer timur laut Tolikara.
“69 km timur laut Tolikara-Papua,” demikian pernyataan yang diunggah akun resmi BMKG di platform X (dahulu Twitter).
Laporan awal BMKG menyebutkan bahwa gempa tersebut berada pada kedalaman 24 kilometer. Kedalaman ini menunjukkan bahwa gempa berasal dari kerak bumi dangkal, yang umumnya memiliki potensi untuk dirasakan oleh masyarakat sekitar meski kekuatannya tidak besar.
Namun hingga berita ini ditulis, belum ada laporan resmi mengenai dampak kerusakan maupun korban jiwa akibat gempa tersebut. BMKG juga menambahkan bahwa informasi awal yang dirilis masih bersifat sementara dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan data.
“Disclaimer: Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tulis BMKG dalam keterangannya.
Papua Pegunungan, termasuk Kabupaten Tolikara, berada di wilayah yang secara geologis rawan terhadap aktivitas tektonik karena berada di pertemuan lempeng-lempeng aktif. Hal ini menjadikan wilayah tersebut rentan terhadap gempa bumi, baik berkekuatan ringan maupun sedang hingga besar.
Para ahli kebencanaan menekankan pentingnya kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat di kawasan seperti Papua Pegunungan dalam menghadapi potensi bencana. Meskipun gempa kali ini belum menimbulkan dampak besar, namun peristiwa tersebut menjadi pengingat bagi semua pihak untuk terus memperkuat upaya mitigasi risiko bencana, terutama dalam bentuk edukasi dan pembangunan infrastruktur tangguh gempa.
Pemerintah daerah diharapkan dapat menjalin koordinasi yang lebih intensif dengan BMKG serta BNPB untuk memperkuat sistem peringatan dini dan menyiapkan langkah-langkah antisipatif yang cepat dan tepat jika gempa yang lebih besar terjadi di kemudian hari. []
Diyan Febriana Citra.