BANGKA BARAT – Aktivitas memburu ular yang dilakukan sebagian warga untuk mencari penghasilan tambahan ternyata menyimpan risiko besar. Hal ini tergambar jelas dari peristiwa tragis yang menimpa Zainal (37), warga Dusun Lingkun, Desa Penyampak, Kecamatan Tempilang, Bangka Barat, yang ditemukan meninggal dunia di tengah kebun sawit, diduga akibat gigitan ular berbisa.
Jasad Zainal ditemukan dalam posisi terlentang dengan kepala bersandar di gundukan tanah. Di bagian mata kaki kanannya terdapat dua bekas luka gigitan yang diduga berasal dari ular. Kondisi jasad yang mulai membusuk mengindikasikan bahwa korban telah meninggal dunia sejak dua hari sebelumnya.
“Ditemukan sudah meninggal, kemudian warga melapor. Mereka kenal Zainal yang memburu ular untuk dijual,” ujar Kepala Seksi Humas Polres Bangka Barat, Iptu Yos Sudarso, saat dikonfirmasi, Senin (16/06/2025).
Penemuan jasad Zainal bermula dari laporan warga bernama Jum’ah (55) yang mencium bau tidak sedap di sekitar kebun sawit milik Pili, tidak jauh dari aliran bandar. Pencarian dilakukan setelah korban sempat dinyatakan hilang.
“Perkiraan meninggal dua hari sebelumnya, sempat disangka hilang kemudian dicari warga sampai akhirnya ditemukan,” jelas Yos.
Sepupu korban, Kasani, turut menjelaskan bahwa Zainal terakhir terlihat pada Sabtu (14/06/2025). Saat itu, sepeda motor korban ditemukan terparkir di pondok kebun dengan kondisi mesin masih panas. Tidak jauh dari lokasi, ditemukan pula dua karung berisi ular hasil tangkapan.
Karena curiga korban tak kunjung muncul, Kasani mengajak keluarganya untuk melakukan pencarian yang akhirnya berujung pada penemuan jasad korban.
Petugas dari Polsek Tempilang bersama tim medis dari Pustu Desa Penyampak segera mendatangi lokasi untuk melakukan pemeriksaan awal.
“Dari hasil pemeriksaan luar oleh petugas kesehatan, ditemukan dua bekas luka gigitan ular pada bagian bawah mata kaki kanan korban. Selain itu, kondisi tubuh korban juga sudah mulai membusuk. Diduga korban telah meninggal dunia sejak dua hari sebelumnya,” kata Yos.
Pihak keluarga menyatakan bahwa kejadian ini sebagai musibah dan memilih menolak autopsi. Jenazah pun langsung dimakamkan pada hari itu juga.
Kepolisian mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati saat beraktivitas di area kebun dan hutan, terutama mereka yang sering berhadapan langsung dengan hewan liar seperti ular berbisa.
“Kami juga menyampaikan apresiasi atas kepedulian warga dalam proses pencarian dan pelaporan kejadian ini,” tutup Yos.
Tragedi ini menjadi pengingat keras bagi siapa pun yang menggantungkan hidup dari alam liar risiko keselamatan harus menjadi prioritas, tak peduli seberapa sering aktivitas tersebut dilakukan. []
Diyan Febriana Citra.