Semangat Pencari Kerja Padati GOR Pakansari

Semangat Pencari Kerja Padati GOR Pakansari

BOGOR — Gelanggang Olahraga (GOR) Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, menjadi saksi antusiasme masyarakat dalam berburu peluang kerja. Job fair yang digelar Pemerintah Kabupaten Bogor selama dua hari, 16–17 Juni 2025, diserbu ribuan pencari kerja dari berbagai latar belakang, termasuk penyandang disabilitas.

Sebanyak 25 perusahaan dari sektor manufaktur, ritel, jasa, hingga teknologi membuka kesempatan bagi para pelamar untuk menyerahkan lamaran dan menjalani wawancara langsung di lokasi. Pemerintah daerah, melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), berharap kegiatan ini mampu menekan angka pengangguran dan memperluas akses kerja bagi warga Bogor.

Pantauan di lapangan sejak pagi, antrean panjang sudah terlihat mengular di luar area GOR. Peserta terlihat mengenakan pakaian formal dan membawa map cokelat berisi dokumen lamaran. Untuk mengatur kelancaran proses, panitia membagi pelamar ke dalam tujuh gelombang, masing-masing terdiri dari 10 orang.

“Saya lamar ke bagian administrasi, katanya langsung ada wawancara, makanya buru-buru datang pagi,” kata Wahyu (22), pelamar asal Cibinong yang tiba di lokasi sejak pukul 07.00 WIB.

Petugas TNI dan relawan dari Disnaker turut dikerahkan untuk menjaga ketertiban dan membantu pengaturan antrean. Namun, antusiasme terbesar justru datang dari peserta dengan keterbatasan fisik, yang menunjukkan semangat luar biasa dalam mencari pekerjaan.

Denis (35), warga Citeureup, datang bersama adiknya dengan mengendarai sepeda motor. Meskipun sempat mengalami stroke ringan akhir tahun lalu, ia tetap bertekad mencari pekerjaan yang sesuai dengan kondisinya saat ini.

“Sama adik naik motor, iya (berboncengan). Adik juga nyari (kerja), barengan,” ujar Denis.

Denis, yang memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun di bidang administrasi, harus kehilangan pekerjaan pada akhir 2024 karena keterbatasan mobilitas. Meski begitu, ia tak menuntut banyak, asalkan perusahaan bersedia menerima dirinya apa adanya.

“Enggak ada sih (perusahaan yang diincar). Saya yang penting bisa terima saya dengan kondisi sekarang saya ini aja,” tutur Denis.

Ia pun berharap perusahaan dapat lebih terbuka terhadap penyandang disabilitas yang masih memiliki semangat tinggi untuk bekerja.

“Karena sekarang saya merasakan disabel. Ada teman-teman disabel juga banyak di grup ini yang butuh, mereka masih mau loh buat kerja,” ujarnya penuh harap.

Job fair ini bukan hanya wadah rekrutmen, tetapi juga menjadi ruang bagi inklusi dan pemberdayaan. Semangat para pencari kerja, terutama mereka yang menghadapi keterbatasan, menjadi cermin bahwa hak untuk bekerja seharusnya bisa diakses siapa saja, tanpa diskriminasi. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews