Banjir Rob Diprediksi Landa Pesisir Jateng Siang Ini

Banjir Rob Diprediksi Landa Pesisir Jateng Siang Ini

SEMARANG – Wilayah Pantai Utara Jawa Tengah (Pantura Jateng) kembali dihadapkan pada potensi bencana banjir rob. Fenomena ini diprediksi akan terjadi pada Jumat siang (20/06/2025) dan diperkirakan berdampak langsung terhadap aktivitas transportasi, khususnya di jalur Semarang–Demak yang padat kendaraan.

Berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas, banjir rob diperkirakan melanda sejumlah daerah pesisir di Jateng mulai pukul 13.00 WIB hingga 17.00 WIB. Wilayah yang berisiko tinggi antara lain Pekalongan, Batang, Kendal, Semarang, Demak, dan Jepara.

Prakirawan Cuaca dari Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas, Shafira Tsanyfadhila, menjelaskan bahwa banjir rob kali ini disebabkan oleh aktivitas pasang surut air laut yang signifikan.

“Akibat adanya aktivitas pasang surut air laut dapat memengaruhi dinamika wilayah Pantai Utara Jateng berupa banjir pesisir,” ungkap Shafira pada Jumat siang.

Fenomena ini tidak hanya mengancam akses transportasi darat di sekitar kawasan pesisir, tetapi juga berdampak pada kehidupan ekonomi masyarakat.

“Termasuk aktivitas bongkar muat di pelabuhan,” tambahnya.

Shafira mengimbau masyarakat di kawasan pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan serta selalu mengikuti informasi terkini dari BMKG.

“Perhatikan update informasi cuaca maritim dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG),” pesannya.

Sementara itu, untuk meminimalisasi gangguan lalu lintas akibat genangan air rob, aparat kepolisian telah menyiapkan sejumlah rute alternatif bagi para pengguna jalan yang melintas dari Semarang menuju Demak atau sebaliknya.

Kapolres Demak, AKBP Ari Cahya Nugraha, menyarankan agar kendaraan pribadi menghindari rute utama yang rawan tergenang dan memilih jalur alternatif yang relatif aman.

“Untuk kendaraan pribadi bisa melintas di jalur alternatif dengan rute Halte Buyaran-Guntur-Karangawen-Mranggen-Semarang,” ujarnya.

Selain jalur tersebut, pengendara juga bisa mempertimbangkan jalur melalui Onggorawe, Sayung, hingga Mranggen.

“Atau bisa juga jembatan Onggorawe-Bulusari-Sayung-Mranggen-Semarang,” tambahnya.

Seiring dengan meningkatnya risiko cuaca ekstrem dan perubahan iklim yang terus terjadi, masyarakat di daerah pesisir diminta untuk tidak mengabaikan informasi prakiraan cuaca, mengingat dampaknya yang bisa langsung terasa pada aktivitas harian, mulai dari transportasi hingga mata pencaharian seperti pertanian garam dan perikanan darat. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews