GASPOL Goes to Campus, Milenial UMY Dukung Produk Lokal

GASPOL Goes to Campus, Milenial UMY Dukung Produk Lokal

YOGYAKARTA – Generasi muda mendapatkan peran penting dalam membumikan produk lokal, lewat inisiatif Gerakan Kamis Pakai Lokal (GASPOL) yang diperluas ke dunia kampus. Mendag Budi Santoso (Busan) mengajak mahasiswa untuk menjadi agen perubahan dalam memperkuat ekonomi nasional, saat peluncuran GASPOL Goes to Campus di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Jumat (20/06/2025).

Acara ini menandai pertama kali GASPOL hadir di lingkungan perguruan tinggi. Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Iqbal Shoffan Shofwan, turut mendampingi Busan. Inisiasi ini memberikan pesan kepada civitas akademika bahwa perubahan budaya konsumsi bisa dimulai dari pakaian, tas, hingga produk sehari-hari yang digunakan mahasiswa.

Busan menegaskan, konsumsi produk lokal lebih dari sekadar gaya, tapi bentuk nyata dukungan terhadap UMKM dan penyokongate ekonomi nasional.

“Gerakan Kamis Pakai Lokal menginspirasi masyarakat luas untuk bangga, bela, beli, dan pakai produk lokal,” ujarnya ncuran awal pada 8 Mei 2025 di kantor Kemendag, Kemendag telah mempromosikan 176 jenama lokal melalui media sosial.

Saat rilis Kampus UMY, 10 jenama lokal ditampilkan dalam pameran, menampilkan produk fesyen, skincare, alas kaki, tas hingga kuliner nusantara menandai diversifikasi sektor UKM yang didukung GASPOL.

Data pemerintah menunjukkan adanya peningkatan kehati-hatian publik dalam memilih produk lokal. Indeks pengenalan publik terhadap produk lokal naik menjadi 73,4 pada tahun 2024 dari sebelumnya 71,79 pada 2023. Busan memandang ini sebagai momentum tepat untuk GASPOL.

“Ini menunjukkan persepsi masyarakat Indonesia terhadap produk lokal semakin membaik dari tahun ke tahun,” jelas Busan.

Mendag juga menegaskan perlunya akses pembiayaan dan pendampingan agar produk lokal dapat bertahan dan berkembang. Asosiasi UMKM (Akumindo) menyoroti pentingnya pemerintah menyediakan pembiayaan murah dan ruang pemasaran melalui APBN, APBD, dan e-commerce yang kondusif.

Lebih jauh, kampus menjadi lokomotif perubahan karena mahasiswa memiliki daya kreativitas dan jaringan yang luas. “Mahasiswa dapat menjadi teladan dalam membeli produk lokal sekaligus melakukan edukasi melalui komunitas,” ujar salah satu panitia. Aksi kecil seperti mengenakan produk lokal setiap Kamis bisa menjadi magnet untuk melembagakan kebanggaan dan kesadaran konsumen.

Program GASPOL Goes to Campus menciptakan lingkungan kampus yang berfungsi sebagai laboratorium budaya ekonomi lokal. Dengan pendekatan kampus, GASPOL menjangkau generasi yang memiliki potensi untuk menjadi konsumen dan produsen masa depan.

Lebih dari sekadar gerakan seremonial, GASPOL diharapkan menjadi budaya kolektif di kampus, kantor, dan masyarakat luas. Dorongan penggunaan lokal oleh institusi Pemerintah seperti Kemendag, kampus, dan asosiasi UMKM menunjukkan sinergi untuk mewujudkan ekonomi mandiri dan berdaulat, khususnya di sektor pangan, fesyen, dan industri kreatif. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews