SOLOK SELATAN – Peristiwa tragis terjadi di tengah area perkebunan sawit yang berada di wilayah Nagari Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat. Pada Jumat pagi (20/06/2025), dua jasad perempuan ditemukan oleh warga di dekat pohon sawit, tak jauh dari area operasional PT BPSJ SS 1 Madiak.
Peristiwa ini tidak hanya mengejutkan masyarakat sekitar, tetapi juga menyulut kekhawatiran mengenai kondisi keamanan pekerja di sektor perkebunan, khususnya mereka yang berasal dari luar daerah. Kedua korban diketahui merupakan pekerja asal Nias yang tengah mencari nafkah di perusahaan sawit tersebut.
Wali Nagari Abai, Beni Suhendra, membenarkan temuan dua jenazah yang tergeletak di rumput kebun sawit milik perusahaan. “Lokasi penemuan dekat dengan PT yang berada di Jorong Pasar Baru, Nagari Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan,” ujar Beni saat dikonfirmasi.
Beni mengungkapkan, dari informasi yang ia terima, kedua korban diduga menjadi korban pembunuhan yang dilatarbelakangi persoalan pribadi antara korban dan pelaku.
“Dua korban ini merupakan orang Nias yang bekerja di PT BPSJ SS 1 Madiak. Informasi yang saya dapatkan korban dibunuh oleh terduga pelaku karena masalah hutang piutang, korban yang memiliki hutang kepada terduga pelaku,” jelasnya.
Tragedi ini diduga terjadi pada Kamis (19/06/2025) malam, sepulang korban dari pasar. Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan terduga pelaku yang disebut-sebut menagih utang. Karena korban tak mampu membayar, situasi memanas dan berakhir dengan kekerasan fatal.
“Jadi kedua korban ini bertemu dengan terduga pelaku yang menagih hutang, namun korban belum punya uang sehingga pelaku memukul korban hingga meninggal dunia,” ungkap Beni.
Kedua jenazah ditemukan warga sekitar pukul 10.00 WIB dan langsung dievakuasi oleh kepolisian dari lokasi kejadian untuk proses lebih lanjut. Hingga kini, terduga pelaku masih dalam pengejaran.
“Pelaku belum berhasil ditangkap dan saat ini masih dicari,” pungkas Beni.
Kejadian ini menyisakan luka mendalam dan memunculkan kekhawatiran akan lemahnya pengawasan terhadap konflik antarpekerja, terutama di wilayah terpencil. Pemerintah daerah dan perusahaan terkait diharapkan segera mengambil langkah preventif agar insiden serupa tak terulang, serta menjamin keamanan dan hak-hak pekerja lintas daerah yang kerap luput dari perhatian. []
Diyan Febriana Citra.