SURABAYA – Rumah Aspirasi Pemerintah Kota Surabaya kembali menjadi tempat pelampiasan harapan dan kekecewaan warga. Pada Selasa (24/06/2025), puluhan warga datang silih berganti menyampaikan berbagai keluhan yang mencerminkan kompleksitas masalah sosial di kota besar. Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, atau yang akrab disapa Cak Ji, turun langsung menerima aduan, menunjukkan keterbukaan pemerintah terhadap aspirasi publik.
Salah satu keluhan datang dari Nisa, warga yang mengaku menjadi korban penipuan rumah cessie oleh PT Bamboosea Properti. Ia mengungkapkan telah menyerahkan dana sebesar Rp 160 juta, namun hanya mendapatkan pengembalian sebesar Rp 50 juta. Menanggapi hal itu, Cak Ji menyampaikan komitmennya untuk segera melakukan inspeksi mendadak (sidak) bersama para korban lainnya.
“Iya nanti itu kita sidak bareng-bareng korban lainnya, besok,” ujar Cak Ji.
Persoalan lain juga datang dari Bimnas, warga asal Jawa Tengah yang bekerja sebagai sopir dump truk. Ia melaporkan bahwa ijazahnya telah ditahan selama setahun oleh perusahaan tempat ia bekerja di Spazio Building, Jalan Mayjend Jonosewojo, Surabaya.
“Saya gak punya utang, gak merusak barang mereka, gak punya tagihan, murni ditahan katanya karena ikatan dinas. Saya sudah lapor ke Disperinaker,” jelasnya.
Cak Ji menyarankan langkah pendekatan formal terlebih dahulu dengan melibatkan Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Disperinaker).
“Saran saya temui aja pak bersama-sama Disperinaker. Nanti kalau dinasnya gak mau, baru kesini lagi lapor,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Harwiyo, warga Rungkut Tengah, menyampaikan keluhan atas kesulitan dalam proses legalisasi sertifikat ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) karena dinilai dipersulit oleh kelurahan. Cak Ji langsung bertindak cepat dengan menghubungi lurah Rungkut Tengah.
“Langsung saja pak dilegalisir enggak usah dipersulit,” ujarnya lewat sambungan telepon.
Sementara itu, kasus lain yang menjadi perhatian datang dari Santi, yang melaporkan dugaan penipuan oleh penyedia jasa pariwisata Tour Trip and Travel. Ia mengaku mengalami kerugian sebesar Rp 1,1 miliar karena keberangkatan yang dibatalkan secara sepihak meskipun pembayaran sudah lunas.
Berbagai persoalan ini memperlihatkan tantangan yang dihadapi warga Surabaya, dari sengketa properti, hak tenaga kerja, birokrasi pelayanan publik, hingga penipuan sektor pariwisata. Namun, kehadiran langsung Wakil Wali Kota dalam menanggapi tiap kasus menjadi penanda bahwa pemerintah kota tidak tinggal diam.
Melalui forum tatap muka di Rumah Aspirasi, Pemerintah Kota Surabaya menegaskan komitmen untuk mendengar langsung dari warga serta mencari solusi konkret yang bisa ditindaklanjuti. []
Diyan Febriana Citra.