Gempa 3,3 Guncang Garut, Tak Picu Tsunami

Gempa 3,3 Guncang Garut, Tak Picu Tsunami

GARUT – Wilayah Kabupaten Garut dan sekitarnya sempat diguncang gempa bumi berkekuatan magnitudo 3,3 pada Rabu pagi (25/06/2025) sekitar pukul 04.56 WIB. Meskipun tergolong gempa ringan, fenomena ini cukup menyita perhatian warga, khususnya karena waktu kejadiannya bertepatan dengan masa istirahat menjelang subuh.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui akun resmi mereka di platform X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) @infoBMKG, menyampaikan bahwa pusat gempa terletak sekitar 158 kilometer barat daya Kabupaten Garut, dengan kedalaman gempa hanya 5 kilometer.

“Informasi ini bersifat sementara dan dapat berubah seiring dengan kelengkapan data yang kami terima,” tulis BMKG dalam unggahan tersebut.

Gempa tersebut tidak berdampak pada timbulnya tsunami. Namun, BMKG tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak mudah percaya pada informasi yang tidak bersumber dari kanal resmi.

Karena tergolong gempa kecil, sebagian besar masyarakat tidak merasakan guncangan tersebut. Namun, penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa meskipun magnitudo rendah, gempa tetap dapat menjadi indikator aktivitas seismik yang perlu dipantau lebih lanjut.

Menurut data yang dirilis, gempa tersebut tidak menyebabkan kerusakan fisik maupun korban jiwa. Masyarakat Garut dan sekitarnya tetap melanjutkan aktivitas seperti biasa setelah kejadian.

BMKG turut menyertakan informasi edukatif terkait klasifikasi magnitudo gempa dan dampaknya terhadap lingkungan. Gempa dengan kekuatan antara 2,5 hingga 5,4 magnitudo seperti yang terjadi di Garut biasanya hanya menyebabkan guncangan ringan dan tidak menimbulkan kerusakan berarti. Namun, di daerah dengan struktur bangunan kurang kokoh, tetap berpotensi menimbulkan gangguan kecil.

Skala magnitudo berbeda dengan skala MMI (Modified Mercalli Intensity) yang mengukur dampak gempa terhadap permukaan bumi dan bangunan. Skala MMI terdiri dari 12 tingkatan, mulai dari tidak terasa sama sekali (I) hingga kehancuran total (XII).

Dengan memberikan penjelasan ini, BMKG berharap masyarakat memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai potensi dampak gempa dan pentingnya kesiapsiagaan. Edukasi publik semacam ini menjadi bagian penting dalam strategi mitigasi bencana di wilayah rawan gempa seperti Jawa Barat.

Meskipun gempa di Garut kali ini berskala kecil dan tidak menyebabkan dampak besar, para ahli menyarankan agar warga tetap memiliki kesadaran bencana. Kesiapan menghadapi skenario terburuk jauh lebih baik daripada lengah dalam situasi krusial.

Sebagai negara yang berada di jalur cincin api Pasifik, Indonesia memiliki potensi gempa bumi yang tinggi. Karena itu, sistem peringatan dini dan edukasi kepada masyarakat harus terus ditingkatkan.

Pemerintah daerah, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), juga diharapkan memperkuat koordinasi dengan BMKG dan instansi terkait dalam menyampaikan informasi yang cepat, akurat, dan mudah dipahami oleh masyarakat awam. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews