BANDUNG— Di tengah ketidakpastian situasi global dan meningkatnya ketegangan geopolitik, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menekankan pentingnya kesiapsiagaan nasional sebagai fondasi utama dalam menjaga kedaulatan negara. Hal itu disampaikannya saat menutup secara resmi Pendidikan Reguler (Dikreg) LIII Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI Tahun Anggaran 2025 di Gedung Serasan, Sesko TNI, Bandung, Selasa (24/06/2025).
Jenderal Agus menyampaikan bahwa potensi konflik antarnegara tidak dapat dipandang sebagai sekadar skenario hipotesis. Menurutnya, risiko perang bisa terjadi kapan saja, termasuk di wilayah Indonesia.
“Potensi konflik antarnegara akan selalu ada dan perang bisa kapan saja terjadi di negara manapun, termasuk di negara kita,” ujar Jenderal Agus Subiyanto dalam pidatonya.
Pernyataan ini sekaligus membantah anggapan bahwa pertahanan negara bukanlah sektor prioritas. Sebaliknya, ia menegaskan bahwa kesiapan militer yang matang justru menjadi dasar untuk menciptakan perdamaian yang berkelanjutan.
“Hal ini menepis pandangan bahwa pertahanan negara bukan hal yang prioritas. Justru sebaliknya, kita harus siap perang karena kita ingin damai,” imbuhnya.
Dalam upacara penutupan yang berlangsung khidmat, Panglima juga menekankan bahwa menjaga perdamaian tidak bisa dilepaskan dari pembangunan kekuatan nasional yang bersifat menyeluruh. Tidak hanya menjadi tanggung jawab militer, Jenderal Agus menyerukan pentingnya sinergi semua elemen bangsa.
“Semua elemen masyarakat, kementerian, dan lembaga harus sadar bahwa dalam situasi global yang tidak menentu, kita harus siap berperang untuk mempertahankan kedaulatan,” ungkapnya.
Lebih jauh, Jenderal Agus mendorong para perwira lulusan Dikreg Sesko TNI untuk menjadi agen perubahan yang mampu menjawab tantangan zaman. Meski inovatif, ia mengingatkan agar para perwira tetap menjunjung nilai dasar jati diri TNI.
“Jangan ragu untuk membawa inovasi selama tetap berpijak pada nilai-nilai dasar jati diri TNI sebagai tentara rakyat, tentara pejuang, tentara nasional, dan tentara profesional. Para perwira harus berani mengubah pola pikir dan pola tindak,” pungkasnya.
Acara penutupan ini menjadi momentum strategis dalam menyiapkan 212 perwira menengah dari TNI, Polri, dan negara-negara sahabat, agar mampu beradaptasi terhadap dinamika pertahanan modern yang semakin kompleks. Diharapkan, lulusan Dikreg ini akan membawa semangat patriotisme dan profesionalisme dalam setiap langkah mereka menjaga keutuhan NKRI. []
Diyan Febriana Citra.