SERANG – Viral di media sosial, aksi seorang petugas pelayanan yang kedapatan bermain game di tengah antrean panjang di Samsat Cikande, Kabupaten Serang, menuai reaksi luas dari masyarakat. Peristiwa tersebut tak hanya mencoreng citra pelayanan publik, tetapi juga memicu kritik tajam terhadap etos kerja aparatur yang seharusnya melayani warga.
Menanggapi hal ini, Direktur Utama Bank Banten, Muhammad Bustahmi, menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan langkah tegas terhadap pegawai yang bersangkutan. Dalam keterangan resmi pada Jumat (27/06/2025), ia memastikan bahwa sanksi sudah diberikan setelah dilakukan investigasi internal.
“Kami sudah lakukan investigasi dan kenakan sanksi yang tegas bagi pegawai yang berperilaku tidak etis,” ujar Bustahmi.
Pihak Bank Banten menyadari bahwa insiden tersebut menunjukkan adanya kelemahan dalam pengawasan internal dan konsistensi pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP). Oleh karena itu, bank milik daerah ini menyatakan komitmennya untuk memperkuat sistem evaluasi dan pembinaan karyawan di seluruh unit layanan.
“Kami terus memperkuat sistem pengawasan internal serta meningkatkan kapasitas dan kompetensi pegawai. SOP akan ditegakkan secara konsisten di seluruh unit pelayanan,” tambahnya.
Tak hanya itu, Bank Banten juga menyatakan keterbukaan terhadap kritik dan masukan dari publik sebagai bagian dari perbaikan berkelanjutan demi menciptakan pelayanan yang lebih transparan dan akuntabel.
Insiden ini mencuat setelah video berdurasi 26 detik beredar di media sosial pada Rabu (25/06/2025). Dalam rekaman tersebut, terlihat seorang petugas berpakaian batik duduk santai sambil bermain game di dalam ruangan loket pelayanan. Sementara itu, di luar loket, masyarakat terlihat memadati ruangan, bahkan sebagian harus duduk di tangga karena keterbatasan tempat duduk.
Video itu mengundang reaksi keras dari warganet. Salah satu komentar menyindir, “Keren kerjaannya cuma datang-duduk-main game-istirahat-pulang-gaji dari rakyat,” tulis akun @gabytammasala melalui unggahan @rumpi_gosip.
Komentar serupa datang dari akun lain, “Banyak yang model begini di perkantoran pemerintah yang melayani masyarakat. Padahal antrean panjang,” kata @naamainosensia.
Kritik-kritik tersebut mencerminkan kegelisahan publik terhadap pelayanan yang belum optimal di sejumlah instansi pemerintah, terutama saat program-program seperti pemutihan pajak kendaraan sedang digencarkan dan meningkatkan volume kunjungan masyarakat.
Berbagai komentar menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya ingin permintaan maaf atau sanksi ringan sebagai reaksi sesaat. Harapan publik mengarah pada perubahan mendasar dalam budaya kerja pelayanan publik.
Bank Banten kini dituntut tidak hanya menindak secara individu, tetapi juga memperbaiki sistem. Sebab, insiden ini mencerminkan bahwa perbaikan layanan tidak bisa sekadar bergantung pada sosialisasi, tetapi juga pada pembinaan karakter dan profesionalisme petugas. []
Diyan Febriana Citra.