Ambulans Lecet, Truk Besar Terobos Jembatan Mahakam Tanpa Izin

Ambulans Lecet, Truk Besar Terobos Jembatan Mahakam Tanpa Izin

SAMARINDA – Peristiwa yang menyita perhatian publik terjadi di Jembatan Mahakam, Senin malam (30/06/2025). Dua kendaraan berat, yakni sebuah trailer pengangkut rangka besi dan truk crane berukuran besar, nekat melintasi jembatan yang padat lalu lintas tanpa pengawalan, hingga menyebabkan sebuah ambulans terjepit dan mengalami kerusakan pada bodi kirinya.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 22.50 Wita. Trailer Hino berwarna biru dengan nomor polisi A 9503 TY menjadi yang pertama memasuki Jembatan Mahakam dari arah Samarinda Seberang. Tak lama kemudian, sebuah truk crane bermerek Tadano, dengan bobot diperkirakan lebih dari 40 ton, menyusul di belakangnya. Kedua kendaraan besar itu melintasi jembatan dalam kondisi malam hari tanpa pengawalan resmi, dan tanpa mengindahkan kendaraan lain, termasuk ambulans yang sedang bertugas membawa pasien dalam keadaan darurat.

Menurut kesaksian warga, sirene ambulans dari RSUD IA Moeis Samarinda telah berbunyi untuk meminta jalan. Namun, sempitnya ruang antara kendaraan berat dan sisi jembatan membuat ambulans kesulitan menembus jalur.

“Ambulans itu membunyikan sirene. Tapi trailer itu sudah masuk. Ambulans yang mau masuk ke jembatan jadi tidak bisa karena sempit. Tetapi disuruh tetap lewat sama orang di trailer sehingga ambulans terjepit. Ambulans itu bawa pasien emergency,” kata Ferdy, saksi mata yang membuntuti kendaraan tersebut.

Benturan tak terhindarkan, dan ambulans pun harus menanggung baret panjang di sisi kiri bodinya. Yang lebih disesalkan, meski mengiringi muatan berat dari Kalimantan Selatan menuju Kota Bontang, kendaraan tersebut tampak tidak dikawal aparat atau pengamanan resmi. Tidak terlihat satu pun petugas berseragam di sekitar kendaraan, baik di kabin trailer maupun mobil dobel kabin yang mengikutinya.

Insiden ini memunculkan kekhawatiran soal kurangnya kontrol dan pengawasan terhadap kendaraan berat yang melintasi fasilitas umum strategis seperti Jembatan Mahakam. Padahal, jembatan tersebut merupakan jalur vital bagi mobilitas warga Samarinda dan wilayah sekitarnya, termasuk layanan medis darurat.

Aksi ugal-ugalan dan minimnya etika berlalu lintas dari sopir kendaraan berat dapat membahayakan keselamatan orang lain, terlebih saat melintasi jalur sempit dan padat. Pemerintah daerah dan kepolisian setempat didesak untuk memperketat regulasi dan pengawasan, khususnya terhadap kendaraan berat yang beroperasi malam hari dan melintasi infrastruktur penting tanpa izin dan pengawalan.

Kejadian ini sekaligus menjadi pengingat bahwa prioritas jalan seharusnya diberikan kepada kendaraan darurat, terutama ambulans yang membawa pasien dalam kondisi kritis. Ketika etika berlalu lintas diabaikan, maka yang terancam bukan hanya fasilitas umum, tetapi nyawa manusia. []

Diyan Febriana Citra.

Berita Daerah Hotnews