SURABAYA — Rumah Aspirasi milik Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, kembali menjadi tempat curhat warga yang merasa dirugikan akibat beragam persoalan, mulai dari konflik tanah hingga dugaan penipuan oleh vendor pernikahan. Pada Selasa (01/07/2025), puluhan warga sudah berdatangan sejak pagi, bahkan sejak pukul 08.00 WIB.
Warga Kebondalem, Kecamatan Simokerto, yang dikenal dengan nama Nisfi, datang dengan keluhan mengenai program Sertifikat Hak Milik (SHM) kolektif yang dijanjikan pihak RW di lingkungannya. Ia mengungkapkan bahwa program itu sudah berjalan lebih dari enam bulan tanpa kepastian, padahal ia dan tiga warga lain telah menyetorkan uang total Rp 10,5 juta. Ia juga dijanjikan pengembalian dana jika program tidak berjalan sesuai waktu yang ditentukan.
“Yang ikut ada empat orang. Saya juga sudah lapor lurah katanya mau dimediasi dengan RW tapi sampai sekarang juga belum ada kabar,” ujar Nisfi kepada Armuji yang akrab disapa Cak Ji.
Menanggapi pengaduan tersebut, Armuji langsung menghubungi pihak kelurahan dan menegaskan pentingnya proses mediasi serta pengembalian dana warga. “Mediasi saja Pak, terus kembalikan uangnya,” ucapnya tegas melalui sambungan telepon.
Tak hanya persoalan program sertifikasi tanah, kasus sengketa rumah juga mencuat dalam sesi aduan itu. Sumarni, warga Gunung Anyar, menceritakan bahwa rumah yang ia beli sejak 2012 kini diperebutkan oleh pihak lain yang mengklaim telah membeli rumah tersebut lebih dulu pada 2009.
Meski mengantongi dokumen lengkap dan telah melalui jalur hukum hingga tingkat Peninjauan Kembali (PK), Sumarni tetap dinyatakan kalah di pengadilan. Ia pun telah mencoba mengonfirmasi kepada penjual rumah, yang menyatakan tak pernah menjualnya kepada pihak lain.
Mendengar cerita itu, Armuji menyarankan agar Sumarni tetap bertahan dan menyelesaikan masalah langsung dengan penjual awal. “Urus saja Bu sama penjual yang pertama, jangan mau pindah sebelum diselesaikan (perkaranya) sama penjual,” katanya.
Kasus lainnya datang dari Rere, warga yang mengaku menjadi korban penipuan vendor wedding di kawasan Tenggilis. Ia mengungkapkan ada sembilan korban dengan modus serupa membayar lunas biaya pernikahan namun vendor tak hadir di hari H, termasuk layanan Make Up Artist (MUA) yang dijanjikan.
Kisah-kisah semacam ini bukan pertama kali mampir ke meja Armuji. Rumah Aspirasi yang berada di Jalan Wali Kota Mustajab Nomor 78 itu kian hari menjadi harapan warga untuk mendapatkan solusi atas masalah hukum dan sosial yang mereka hadapi.
Armuji menegaskan, pihaknya akan terus mendorong penyelesaian melalui pendekatan hukum, komunikasi dengan pihak terkait, dan pemberian perlindungan kepada warga yang merasa tertipu. []
Diyan Febriana Citra.