SUMBA TIMUR – Guncangan gempa bumi kembali dirasakan warga di kawasan timur Indonesia. Kali ini, gempa terjadi di wilayah Lewa, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Kamis pagi (03/07/2025). Meski tergolong lemah, gempa ini kembali mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan terhadap potensi bencana geologis.
Informasi resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa gempa terjadi pada pukul 05.10.45 WIB dengan magnitudo 2,9. Gempa berpusat di daratan pada koordinat 9.80 Lintang Selatan dan 119.70 Bujur Timur, sekitar 22 kilometer barat daya Lewa, dengan kedalaman 13 kilometer.
“#Gempa Mag:2.9, 03-Jul-2025 05:10:45WIB, Lok:9.80LS, 119.70BT (22 km BaratDaya LEWA-SUMBATIMUR-NTT), Kedlmn:13 Km #BMKG,” demikian pernyataan yang diunggah melalui akun resmi X @infoBMKG.
BMKG menekankan bahwa informasi awal ini bersifat sementara dan bisa berubah seiring proses analisis lanjutan yang lebih akurat. Karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak panik, namun tetap waspada dan mengikuti arahan dari instansi berwenang.
Meskipun guncangan gempa ini tidak dilaporkan menimbulkan kerusakan atau korban jiwa, sejumlah warga di sekitar titik episentrum mengaku merasakan getaran ringan pada saat kejadian.
“Getarannya lemah, seperti ada kendaraan besar lewat. Tapi kami jadi teringat gempa besar beberapa waktu lalu,” kata Herman, salah satu warga Lewa yang tengah bersiap memulai aktivitas paginya.
Pemerintah daerah melalui BPBD Sumba Timur menyatakan bahwa mereka terus memantau perkembangan situasi pasca-gempa. Kepala BPBD Sumba Timur, Yosef Laka, mengonfirmasi bahwa pihaknya belum menerima laporan kerusakan. Meski begitu, ia mengingatkan masyarakat agar tetap memeriksa kondisi bangunan, khususnya sekolah dan rumah ibadah.
“Gempa kecil seperti ini sering tidak disadari, tetapi tetap bisa berdampak apabila terjadi di kedalaman dangkal atau berada dekat dengan pemukiman padat,” ujarnya.
Ahli geologi lokal menyebut bahwa Sumba Timur memang berada pada zona seismik aktif yang dipengaruhi oleh aktivitas subduksi di wilayah selatan Nusa Tenggara. Karena itu, potensi gempa berskala kecil hingga menengah cukup tinggi, dan edukasi kebencanaan menjadi penting untuk terus dilakukan.
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk mengenali skala MMI (Modified Mercalli Intensity), yaitu skala yang mengukur dampak guncangan gempa terhadap manusia, bangunan, dan lingkungan. Meski magnitudo 2,9 tergolong lemah, guncangan di permukaan tanah bisa saja dirasakan bila titik gempa berada di kedalaman rendah.
Dengan intensitas gempa yang cenderung meningkat di sejumlah wilayah Indonesia dalam beberapa bulan terakhir, masyarakat diminta untuk terus memperbarui informasi dari kanal resmi BMKG dan menghindari penyebaran informasi yang belum diverifikasi. []
Diyan Febriana Citra.