JAKARTA — Singapura dikenal sebagai salah satu negara paling maju di dunia, meskipun secara geografis hanya memiliki luas wilayah lebih kecil dari Jakarta. Namun, di balik kemajuan ekonomi dan kualitas hidup tinggi yang dimiliki saat ini, negara kota itu pernah mengalami masa kelam sebagai negara miskin dan kumuh tanpa sumber daya alam yang memadai.
Setelah resmi merdeka pada tahun 1965, Singapura mengalami perubahan drastis melalui berbagai strategi nasional yang terstruktur dan berkelanjutan. Menurut laporan Asia Times, ada sejumlah faktor kunci yang menjelaskan bagaimana negara kecil tersebut mampu berkembang menjadi pusat ekonomi global.
1. Lokasi Geografis yang Strategis
Letak Singapura di jalur pelayaran internasional utama menjadikannya sebagai simpul penting dalam perdagangan global, terutama di kawasan Asia Tenggara. Posisi ini memungkinkannya menjadi pelabuhan transit strategis untuk pengiriman barang, seperti minyak dari Timur Tengah menuju Asia Timur, termasuk Jepang dan Korea Selatan.
2. Stabilitas Politik
Dominasi Partai Aksi Rakyat (People’s Action Party/PAP) sejak awal kemerdekaan menjadi fondasi bagi kestabilan politik jangka panjang. Di bawah kepemimpinan perdana menteri pertamanya, Lee Kuan Yew, Singapura menerapkan sistem pemerintahan satu partai yang kuat namun efektif. Stabilitas ini memberikan kepastian hukum dan kebijakan yang sangat dihargai investor global.
3. Reformasi Birokrasi dan Efisiensi Sektor Publik
Pemerintah Singapura secara aktif mendorong pendidikan warganya melalui program beasiswa luar negeri. Para penerima beasiswa wajib kembali dan mengabdi di sektor publik. Selain itu, gaji pegawai negeri yang tinggi dirancang untuk mencegah korupsi dan mendorong profesionalisme. Pelanggaran integritas ditindak tegas, menciptakan birokrasi yang bersih dan efisien.
4. Iklim Investasi yang Kondusif
Singapura dikenal sebagai surga investasi karena menawarkan tarif pajak perusahaan yang rendah serta banyak pengecualian pajak, termasuk pajak warisan dan dividen. Pemerintah juga menetapkan kebijakan yang pro-bisnis dan berfokus pada pengembangan sektor-sektor strategis seperti keuangan, teknologi, dan logistik.
5. Kualitas Hidup yang Tinggi
Meskipun menghadapi tingkat ketimpangan ekonomi yang tinggi, Singapura tetap menyediakan layanan publik yang terjangkau dan berkualitas, seperti sistem transportasi umum yang efisien dan murah. Pemerintah juga membatasi kepemilikan kendaraan pribadi dengan biaya lisensi tinggi untuk mengurangi kemacetan dan polusi.
Melalui kombinasi kebijakan pragmatis, tata kelola yang kuat, dan visi jangka panjang, Singapura membuktikan bahwa negara kecil pun dapat menjadi raksasa ekonomi dunia. Model pembangunan ini kerap dijadikan referensi oleh banyak negara berkembang, termasuk Indonesia.[]
Putri Aulia Maharani