JAKARTA — Sektor pertanian kembali menunjukkan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional1terbaru yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), total nilai ekspor produk pertanian Indonesia sepanjang periode terbaru mencapai US$5,71 miliar atau sekitar Rp93,47 triliun dengan asumsi kurs Rp16.370 per dolar AS.
Angka ini mencerminkan posisi strategis sektor pertanian sebagai penyumbang devisa yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Di tengah dinamika global yang masih fluktuatif, komoditas pertanian Indonesia terbukti tetap diminati di pasar internasional.
Dari berbagai jenis komoditas yang diekspor, kopi muncul sebagai penyumbang terbesar dalam sektor ini. Nilai ekspor kopi Indonesia tercatat mencapai US$1,62 miliar atau hampir seperempat dari total ekspor pertanian nasional. Capaian ini menempatkan kopi sebagai komoditas unggulan yang memiliki daya saing tinggi di pasar global.
Pasar utama kopi Indonesia tersebar di sejumlah negara maju, termasuk kawasan Eropa dan Amerika Serikat. Kedua wilayah ini tercatat sebagai pembeli terbesar kopi Indonesia. Cita rasa khas kopi nusantara, mulai dari Arabika pegunungan tinggi hingga Robusta dataran rendah, menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen mancanegara.
Peningkatan ekspor kopi ini turut didorong oleh pertumbuhan gaya hidup yang semakin mengedepankan budaya ngopi di berbagai negara, serta tren global terhadap konsumsi produk kopi spesialti (specialty coffee). Peluang ini dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku industri kopi di Tanah Air, mulai dari petani hingga eksportir besar.
Pemerintah pun terus mendorong hilirisasi dan peningkatan kualitas produk pertanian, termasuk kopi, dengan memberikan dukungan berupa pelatihan, fasilitasi sertifikasi mutu, serta perluasan akses pasar internasional.
Dengan tren positif ini, sektor pertanian khususnya komoditas kopi diproyeksikan akan terus menjadi andalan dalam memperkuat ketahanan ekonomi dan meningkatkan pendapatan negara dari sektor nonmigas.[]
Putri Aulia Maharani