JAKARTA – Aktivitas seismik kembali terasa di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Sabtu siang, 5 Juli 2025. Dalam laporan resmi yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tercatat telah terjadi dua kali gempa bumi dalam waktu berdekatan di sekitar wilayah Pulau Sumbawa.
Gempa pertama mengguncang kawasan Barat Daya Sumbawa Barat pada pukul 11.26 WIB. Menurut BMKG, gempa ini memiliki magnitudo 2,9 dan berpusat pada koordinat 8,98 Lintang Selatan dan 116,76 Bujur Timur, atau sekitar 27 kilometer dari pusat kota Sumbawa Barat. Kedalaman gempa dilaporkan mencapai 10 kilometer di bawah permukaan tanah.
Tak berselang lama, getaran kembali terasa di wilayah Timur Laut Sumbawa, tepatnya pukul 13.07 WIB. Kali ini, kekuatan gempa sedikit lebih rendah, yakni 2,6 magnitudo. Titik pusatnya berada pada koordinat 8,18 LS dan 117,73 BT, sekitar 48 kilometer dari pusat Sumbawa. Kedalaman gempa ini juga sama, yakni 10 kilometer.
Kedua gempa tersebut tidak menimbulkan kerusakan ataupun korban jiwa, dan BMKG memastikan bahwa aktivitas ini tidak berpotensi tsunami. Namun, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak mudah terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
“Kami terus memantau perkembangan aktivitas tektonik di kawasan Nusa Tenggara dan sekitarnya. Hingga saat ini, belum ada laporan kerusakan akibat gempa-gempa tersebut,” tulis pernyataan resmi BMKG yang diakses pada Sabtu sore.
Gempa-gempa ringan seperti ini, menurut para ahli, merupakan bagian dari dinamika alam yang umum terjadi di kawasan Cincin Api Pasifik, wilayah di mana Indonesia termasuk di dalamnya. Jalur tektonik yang kompleks menyebabkan daerah ini sering mengalami pergeseran lempeng yang mengakibatkan gempa bumi, baik yang terasa maupun tidak terasa.
BMKG juga mengingatkan warga agar memeriksa kondisi bangunan rumah setelah merasakan getaran gempa, terutama struktur atap, dinding, dan sambungan-sambungan utama.
“Jika merasakan gempa, segera berlindung di bawah meja atau struktur kuat, dan hindari kaca atau benda yang mudah jatuh,” pesan BMKG.
Hingga saat ini, BMKG belum mencatat adanya gempa susulan yang signifikan. Namun, masyarakat diimbau untuk tetap mengakses informasi hanya melalui kanal resmi BMKG untuk menghindari kesimpangsiuran informasi yang dapat menimbulkan kepanikan. []
Diyan Febriana Citra.