JAKARTA — Panggilan tak dikenal atau spam kian marak dan menjadi gangguan nyata bagi pengguna ponsel di Indonesia. Tak hanya sekadar mengganggu kenyamanan, telepon semacam ini juga berpotensi menjadi pintu masuk aksi kejahatan digital, seperti pencurian data, peretasan, hingga penipuan berbasis rekayasa sosial (phishing).
Seiring meningkatnya ancaman tersebut, masyarakat dituntut semakin cermat dalam mengenali modus penipuan yang disamarkan lewat telepon. Namun, tidak semua orang mampu membedakan mana panggilan yang sekadar promosi dan mana yang memiliki muatan kriminal.
Sebagai salah satu langkah preventif, sejumlah penyedia teknologi mulai mengembangkan fitur perlindungan terhadap panggilan mencurigakan. Google, misalnya, telah menyematkan fitur deteksi dan pemblokiran spam di aplikasi telepon milik sistem operasi Android. Dengan fitur ini, pengguna akan memperoleh peringatan jika ada panggilan yang teridentifikasi sebagai spam atau berpotensi berbahaya.
Selain itu, pengguna Android juga dapat mengaktifkan beragam pengaturan tambahan demi meningkatkan perlindungan terhadap panggilan tidak diinginkan. Berikut beberapa cara yang dapat diterapkan:
1. Mengatur Caller ID dan Deteksi Spam:
• Buka aplikasi Telepon.
Ketuk ikon tiga titik di pojok kanan atas dan masuk ke menu Pengaturan.
• Pilih opsi Caller ID dan Spam.
Aktifkan pilihan Lihat Caller ID dan Spam untuk menerima notifikasi ketika ada panggilan mencurigakan.
2. Mengaktifkan Pengumuman Caller ID:
• Buka kembali aplikasi Telepon.
Pilih Pengaturan, lalu masuk ke menu Pengumuman Caller ID.
• Pilih pengaturan yang diinginkan: Selalu, Saat menggunakan headset, atau Tidak Pernah.
3. Memblokir Panggilan Spam secara Otomatis:
• Masuk ke menu Caller ID dan Spam melalui pengaturan aplikasi Telepon.
• Aktifkan fitur Filter Panggilan Spam.
Setelah fitur ini aktif, panggilan spam akan otomatis diblokir tanpa muncul notifikasi. Meski begitu, riwayat panggilan dan pesan suara dari nomor tersebut tetap dapat diakses.
Langkah-langkah tersebut dapat menjadi alat bantu awal untuk melindungi diri dari upaya penipuan melalui sambungan telepon. Namun, kewaspadaan pribadi tetap menjadi kunci utama.
Selain fitur bawaan Android, sejumlah aplikasi pihak ketiga juga tersedia di toko aplikasi seperti Play Store untuk membantu mengenali dan memblokir nomor yang mencurigakan. Beberapa aplikasi bahkan menyediakan basis data nomor-nomor yang dilaporkan pengguna sebagai spam atau penipu.
Pakar keamanan siber mengimbau masyarakat untuk tidak mudah tergiur oleh janji hadiah, undian, atau tawaran pekerjaan yang datang melalui telepon. Bila ragu, lebih baik menolak panggilan atau memverifikasi kebenaran informasi melalui saluran resmi.
Dalam era digital yang penuh tantangan ini, melindungi data pribadi sama pentingnya dengan menjaga keamanan fisik. Maka, upaya kecil seperti mengaktifkan fitur anti-spam pada ponsel bisa menjadi pertahanan awal yang krusial.[]
Putri Aulia Maharani