JAKARTA – Indonesia berpotensi menjadi lokasi utama uji coba vaksin tuberkulosis (TBC) M72, vaksin yang dikembangkan dengan dukungan dana dari Gates Foundation. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyatakan kesiapan pihaknya apabila ibu kota ditetapkan sebagai salah satu lokasi pelaksanaan uji coba tersebut.
Pramono menegaskan bahwa keputusan penunjukan lokasi uji coba merupakan kewenangan pemerintah pusat. “Itu kewenangan pemerintah pusat ya (untuk menunjuk lokasi uji coba),” ujar Pramono saat menghadiri acara di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Sabtu (17/05/2025).
Lebih lanjut, ia menegaskan komitmen Pemprov DKI Jakarta untuk mendukung keputusan nasional. “Kalau pemerintah pusat kemudian menetapkan Jakarta sebagai salah satu lokasi vaksin, ya kita ikut saja,” sambungnya.
Rencana pelaksanaan uji coba ini muncul seiring pernyataan dari Direktur Utama PT Bio Farma, Shadiq Akasya, yang mengungkapkan kemungkinan besar produksi vaksin M72 akan dilakukan di Indonesia. Menurutnya, Indonesia sudah memiliki rekam jejak yang baik dalam kerja sama pengembangan vaksin bersama Gates Foundation sejak 2014.
“Kita memang sudah bekerja sama dengan Gates Foundation untuk pengembangan vaksin polio sejak 2014. Dari situlah kita memproduksi vaksin polio untuk kebutuhan global, bukan hanya untuk Indonesia,” jelas Shadiq dalam konferensi pers di kantor BPOM, Kamis (15/05/2025).
Vaksin M72 disebut sebagai salah satu kandidat paling menjanjikan dari 15 vaksin TBC yang tengah dikembangkan secara global. Saat ini, vaksin tersebut telah memasuki tahap uji klinis fase tiga dan telah diberikan kepada lebih dari 2.000 partisipan. Mereka terus dipantau untuk mengukur efektivitas vaksin dalam memberikan perlindungan terhadap infeksi TBC.
Bio Farma juga menyampaikan bahwa meski belum ada kesepakatan tertulis terkait produksi vaksin ini di Indonesia, proses pendekatan dan komunikasi dengan pihak Gates Foundation terus berlangsung.
“Vaksin TBC ini paling ditunggu dan risetnya sudah berjalan lebih dari 30 tahun. Kita harus apresiasi karena pengembangannya relatif lebih cepat dan maju dibandingkan kandidat vaksin lain,” ujar Shadiq.
Dengan perkembangan ini, Indonesia, khususnya Jakarta, berada dalam posisi strategis untuk terlibat dalam inovasi kesehatan global sekaligus mendorong kemandirian industri farmasi nasional. []
Diyan Febriana Citra.