JAKARTA – Puluhan tokoh penting Iran, termasuk jenderal militer dan ilmuwan nuklir, dimakamkan dalam sebuah upacara kenegaraan di Teheran pada Sabtu (28/6). Namun, absennya Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dalam acara pemakaman tersebut menjadi sorotan publik dan media.
Ratusan ribu warga Iran memadati jalan-jalan utama di ibu kota untuk mengikuti prosesi penghormatan terakhir bagi para korban yang tewas selama konflik berdarah selama 12 hari antara Iran dan Israel. Perang tersebut dimulai pada 13 Juni lalu dan telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari kalangan militer maupun sipil.
Para pelayat yang hadir dalam prosesi itu tampak mengenakan pakaian serba hitam sebagai simbol duka cita. Mereka juga meneriakkan slogan anti-Israel dan anti-Amerika yang menggema di sepanjang rute pemakaman. Suasana berkabung massal ini mencerminkan rasa kehilangan dan kemarahan rakyat Iran atas serangan Israel yang dinilai telah menyasar tokoh-tokoh strategis negara.
Menurut laporan media lokal dan internasional, sekitar 60 korban yang dimakamkan terdiri atas pejabat tinggi militer, ilmuwan nuklir, serta perempuan dan anak-anak yang turut menjadi korban serangan. Meski sejumlah pejabat senior Iran tampak menghadiri acara tersebut di antaranya Presiden Masoud Pezeshkian dan Penasihat Khamenei, Ali Shamkhani kehadiran Khamenei justru tidak terlihat.
Khamenei dilaporkan belum menampakkan diri di hadapan publik sejak dimulainya konflik. Ia pun belum mengeluarkan pernyataan langsung terkait pemakaman kenegaraan para tokoh tersebut. Baru pada Kamis lalu, setelah gencatan senjata diberlakukan, Khamenei menyampaikan pernyataan melalui rekaman video dari lokasi yang dirahasiakan.
Dalam pernyataan tersebut, Khamenei mengklaim bahwa Iran meraih kemenangan strategis dalam konflik dengan Israel, meskipun banyak jenderal dan ilmuwan negaranya gugur akibat serangan udara Israel yang menghantam sejumlah fasilitas vital.
Tidak adanya kehadiran Khamenei di tengah momen duka nasional memunculkan berbagai spekulasi di kalangan masyarakat. Sejumlah pengamat menilai bahwa kondisi kesehatan atau pertimbangan keamanan bisa menjadi alasan di balik ketidakhadirannya. Meski demikian, belum ada penjelasan resmi dari pihak otoritas Iran terkait hal tersebut.
Ketegangan antara Iran dan Israel terus menjadi sorotan dunia internasional, terutama mengingat dampaknya terhadap stabilitas di kawasan Timur Tengah. Para analis juga memperingatkan bahwa gencatan senjata yang kini berlaku masih rapuh dan sewaktu-waktu dapat pecah kembali menjadi konflik terbuka.[]
Putri Aulia Maharani