Menghadapi Masalah Tarif dan Global, Bos SMDR Buka Suara

Menghadapi Masalah Tarif dan Global, Bos SMDR Buka Suara

JAKARTA – Emiten pelayaran PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) mengungkapkan strategi ekspansi yang tetap dilakukan secara hati-hati di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian. Perusahaan menyadari bahwa sektor pelayaran sangat dipengaruhi oleh gejolak geopolitik dan kebijakan tarif internasional, terutama yang berasal dari Amerika Serikat dan kawasan Timur Tengah.

Direktur Utama Samudera Indonesia, Bani M. Mulia, menjelaskan bahwa pihaknya masih membutuhkan tambahan armada kapal untuk mendukung operasional, meski proses pemesanan kapal telah berjalan. Namun, strategi pengadaan dilakukan dengan memperhatikan kondisi pasar secara saksama.

“Permintaan kapal masih tinggi. Meskipun ada ancaman pengenaan tarif dari Amerika Serikat terhadap produk China, hal itu belum berdampak signifikan terhadap harga kapal buatan China,” ujar Bani dalam paparan publik perseroan pada Senin (30/6/2025).

Menurutnya, tingginya permintaan kargo global membuat harga kapal tetap kuat. Di sisi lain, rencana pengenaan tarif masih dalam tahap penundaan dan negosiasi. Hal tersebut membuat prospek pasar tetap positif, meskipun dibayangi ketidakpastian kebijakan perdagangan.

“Kami melihat peluang pertumbuhan tetap terbuka. Namun, karena pasar sangat sensitif terhadap perubahan kebijakan, kami harus tetap berhati-hati dalam mengambil keputusan ekspansi,” imbuh Bani.

Selain itu, konflik geopolitik di kawasan Timur Tengah juga menjadi pertimbangan penting bagi Samudera Indonesia. Perusahaan memiliki sejumlah aktivitas logistik dan pelayaran di wilayah tersebut, yang terkena dampak ketegangan di Laut Merah dan sekitarnya.

Bani menambahkan bahwa operasi di Timur Tengah tetap berlangsung, tetapi dengan pendekatan yang lebih waspada. Risiko keamanan dari konflik regional telah menjadi faktor utama dalam pengambilan keputusan operasional, termasuk pemilihan kapal yang digunakan.

“Semua operator di sana sudah mengantisipasi risiko. Kami tetap optimistis bisa beroperasi, tetapi tentu harus terus menyesuaikan diri dengan dinamika yang ada,” pungkasnya.

Kehati-hatian Samudera Indonesia dalam menyikapi perkembangan global menunjukkan pentingnya tata kelola risiko yang kuat dalam industri pelayaran, terutama di tengah ketegangan geopolitik dan volatilitas kebijakan tarif internasional.[]

Putri Aulia Maharani

Nasional