HELSINKI – Dunia politik Finlandia berduka setelah kabar mengejutkan datang dari gedung parlemen. Eemeli Peltonen, politisi muda berusia 30 tahun dari Partai Sosial Demokrat, ditemukan meninggal dunia pada Selasa (19/08/2025). Media lokal menyebut, pihak berwenang menduga kematian Peltonen berkaitan dengan dugaan bunuh diri.
Kabar ini langsung mengguncang masyarakat dan parlemen Finlandia yang tengah menjalani masa reses musim panas. Peltonen dikenal sebagai salah satu sosok muda paling menjanjikan dalam kancah politik negeri itu. Ia mulai meniti karier politik sejak usia 18 tahun, ketika berhasil duduk sebagai anggota Dewan Kota Järvenpää. Reputasinya sebagai politisi muda yang energik, kritis, dan penuh ide segar membuatnya dihormati bahkan lintas partai.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir, Peltonen memilih menarik diri dari publik. Pada Juni 2025, ia sempat mengumumkan melalui akun media sosialnya bahwa dirinya tengah berjuang melawan penyakit ginjal dan infeksi serius.
“Saya sudah keluar dari rumah sakit, tetapi karena situasi ini saya sedang cuti sakit musim panas dan sekarang sepenuhnya fokus pada pemulihan,” tulisnya waktu itu.
Berita kematian Peltonen memunculkan gelombang duka dari rekan-rekan sejawat di parlemen. Ketua Fraksi Sosial Demokrat, Tytti Tuppurainen, menegaskan bahwa kepergian Peltonen meninggalkan luka mendalam.
“Dia adalah anggota masyarakat yang sangat kami cintai dan kami akan sangat merindukannya. Kehidupan seorang pemuda telah berakhir terlalu dini,” ucap Tuppurainen dalam pernyataan resminya.
Perdana Menteri Finlandia, Petteri Orpo, juga menyampaikan penghormatan dengan menangguhkan seluruh kegiatan politik pada hari yang sama. Orpo memimpin momen hening cipta selama satu menit di parlemen untuk mengenang jasa Peltonen. Tindakan ini menjadi simbol penghargaan negara terhadap dedikasi politisi muda tersebut.
Ketua Parlemen Jussi Halla-aho melalui akun media sosial X menuliskan rasa kehilangan yang mendalam. Menurutnya, Peltonen adalah rekan yang disukai dan dihormati, bukan hanya di internal partainya, tetapi juga oleh anggota partai lain.
Sementara itu, pihak kepolisian yang dipanggil ke gedung parlemen pada Selasa memastikan tidak ada tanda-tanda tindak pidana dalam peristiwa ini. Pernyataan resmi dari parlemen yang dirilis beberapa jam setelahnya mengonfirmasi bahwa kasus ini diperlakukan sebagai dugaan bunuh diri, meski penyelidikan tetap berlanjut.
Tragedi ini menambah daftar panjang tekanan yang dihadapi politisi muda di Eropa. Banyak pengamat menilai bahwa generasi muda dalam politik sering kali menghadapi ekspektasi besar, beban kerja tinggi, dan sorotan publik yang tidak mudah ditanggung. Kasus Peltonen diharapkan menjadi pengingat penting tentang pentingnya dukungan kesehatan mental bagi para politisi, terutama mereka yang masih berada di usia produktif.
Kini, parlemen Finlandia yang beranggotakan 200 orang harus kehilangan salah satu tokoh mudanya. Eemeli Peltonen dikenang bukan hanya karena prestasi politiknya, tetapi juga karena ketulusan dan semangatnya dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat. Kepergiannya menjadi kehilangan besar, bukan hanya bagi Partai Sosial Demokrat, melainkan juga bagi Finlandia secara keseluruhan. []
Diyan Febriana Citra.