15 Ribu Napi Kabur di Nepal, India Perketat Perbatasan

15 Ribu Napi Kabur di Nepal, India Perketat Perbatasan

KATHMANDU – Nepal menghadapi krisis keamanan serius setelah lebih dari 15.000 narapidana melarikan diri dari berbagai lembaga pemasyarakatan saat demonstrasi besar berubah menjadi kerusuhan. Laporan otoritas setempat menyebutkan, setidaknya delapan narapidana tewas ditembak petugas ketika berupaya merebut senjata penjaga.

Kerusuhan yang melanda belasan penjara ini menambah beban pemerintah Nepal, yang sebelumnya sudah berjuang menghadapi ketidakstabilan politik dan gelombang aksi massa. Para narapidana kabur lebih dari 20 penjara di berbagai wilayah negara itu.

Hingga Kamis (11/09/2025), militer Nepal melaporkan sekitar 200 napi berhasil ditangkap kembali. Namun, jumlah tersebut hanyalah sebagian kecil dibandingkan ribuan lainnya yang masih berkeliaran. Situasi ini mendorong militer memperketat pengamanan di lapas-lapas yang tersisa dan menambah jumlah patroli.

Bentrokan paling parah terjadi di penjara anak pada Rabu, yang menewaskan lima napi remaja. Sehari setelahnya, tiga narapidana dewasa dilaporkan tewas dalam insiden serupa di lokasi berbeda. Menurut keterangan otoritas, sebagian napi menggunakan tabung gas untuk memicu ledakan sebagai jalan keluar dari fasilitas pengawasan.

Kondisi tak hanya membuat pemerintah Nepal kewalahan, tetapi juga berdampak pada negara tetangga, India. Pasukan penjaga perbatasan India-Nepal, Sashastra Seema Bal (SSB), mengumumkan telah menangkap sekitar 60 orang yang berusaha menyeberangi perbatasan secara ilegal.

“Sebagian besar di antara mereka adalah narapidana yang kabur dari penjara Nepal,” demikian keterangan SSB yang berada di bawah Kementerian Dalam Negeri India. Para napi itu ditangkap di sejumlah titik rawan di Uttar Pradesh, Bihar, dan Benggala Barat, sebelum akhirnya diserahkan ke kepolisian setempat untuk diperiksa lebih lanjut.

SSB, yang mengerahkan 50 batalion dengan kekuatan sekitar 60.000 personel, menjaga garis depan India-Nepal sepanjang 1.751 kilometer. Batas wilayah ini sebagian besar terbuka tanpa pagar, sehingga rawan dimanfaatkan untuk pelarian napi maupun aktivitas ilegal lain.

Situasi tersebut menegaskan rapuhnya sistem keamanan di Nepal, terutama dalam pengelolaan lembaga pemasyarakatan. Selain persoalan overkapasitas, lemahnya pengawasan turut disebut sebagai pemicu mudahnya napi kabur dalam jumlah besar.

Kini, pemerintah Nepal bersama aparat keamanan harus berhadapan dengan dua tantangan besar: mengembalikan stabilitas dalam negeri sekaligus memperkuat koordinasi dengan negara tetangga agar ribuan napi yang melarikan diri tidak menyebar lebih luas. []

Diyan Febriana Citra.

Internasional