5 Orang Dievakuasi Setelah Pesawat Jatuh di Sarang Aligator Amazon

5 Orang Dievakuasi Setelah Pesawat Jatuh di Sarang Aligator Amazon

JAKARTA — Sebuah pesawat ringan yang mengangkut lima orang dilaporkan jatuh di kawasan rawa-rawa yang dikenal sebagai habitat buaya di wilayah hutan Amazon, Bolivia, pada Rabu (30/4) pekan lalu. Peristiwa ini memicu operasi penyelamatan yang berlangsung hampir dua hari dan menghadapi tantangan besar, termasuk kondisi cuaca ekstrem.

Pesawat naas itu diketahui lepas landas dari Kotamadya Baures dengan tujuan akhir Kota Trinidad. Tidak lama setelah mengudara, pilot melaporkan adanya gangguan teknis pada pesawat. Tak berselang lama, seluruh komunikasi dengan pesawat terputus.

Kementerian Pertahanan Bolivia mengonfirmasi bahwa dalam pesawat tersebut terdapat lima penumpang, termasuk seorang pilot, tiga perempuan dewasa, dan seorang anak-anak. Setelah melakukan pencarian intensif, tim penyelamat akhirnya berhasil mengevakuasi seluruh penumpang dalam keadaan selamat, meskipun mengalami luka-luka ringan.

Pilot pesawat, Pablo Andres Velarde, menceritakan detik-detik menegangkan saat melakukan pendaratan darurat di kawasan rawa. Ia menyebutkan bahwa lokasi jatuhnya pesawat berada tepat di dekat sarang buaya. Namun, keberuntungan berpihak kepada mereka.

“Kami jatuh di area rawa yang sangat dekat dengan sarang buaya. Untungnya, tumpahan bahan bakar dari pesawat menyebar di udara dan menimbulkan aroma menyengat yang membuat para buaya enggan mendekat,” ujar Velarde saat memberikan keterangan dari rumah sakit kepada media lokal, sebagaimana dikutip CNN Indonesia.

Salah satu penumpang, Mirtha Fuentes, mengungkapkan rasa syukur dan ketidakpercayaannya bisa selamat dari insiden tersebut. “Kami semua menangis, bukan karena luka, tetapi karena kami masih hidup. Hanya luka memar, tidak ada yang parah,” ucapnya sambil meneteskan air mata.

Selama hampir dua hari di tengah belantara, mereka bertahan hidup dengan mengonsumsi makanan darurat yang ditemukan pilot dari dalam pesawat. Kementerian Pertahanan menyebutkan korban mengandalkan cokelat dan tepung singkong sebagai sumber energi.

Tim penyelamat sempat menghadapi kesulitan karena cuaca yang tidak bersahabat. Beberapa helikopter pencari sempat terbang di atas lokasi kecelakaan namun gagal menemukan tanda-tanda korban.

Akhirnya, pada Jumat pagi, para korban ditemukan oleh sekelompok nelayan yang sedang melintas di kawasan tersebut. Mereka segera menghubungi tim penyelamat, yang kemudian mengevakuasi kelima korban dengan helikopter ke fasilitas medis terdekat.

Peristiwa ini menjadi kisah penyelamatan luar biasa yang menyoroti ketahanan manusia di tengah ancaman alam liar.[]

Putri Aulia Maharani

Internasional