80 Ribu Tentara Israel Alami Gangguan Mental

80 Ribu Tentara Israel Alami Gangguan Mental

Bagikan:

ISRAEL — Situasi kesehatan mental di tubuh militer Israel kembali menjadi sorotan setelah laporan terbaru menunjukkan lonjakan signifikan gangguan psikologis di kalangan prajurit yang terlibat dalam operasi panjang di Jalur Gaza. Kementerian Pertahanan (Kemhan) Israel pada Minggu (07/12/2025) mengungkapkan bahwa lebih dari 80 ribu tentara kini tercatat mengalami masalah kejiwaan, sebuah angka yang disebut belum pernah terjadi dalam sejarah operasi militer negara tersebut.

Wakil Kepala Departemen Rehabilitasi Kemhan Israel, Tamar Shimoni, menjelaskan kepada Army Radio bahwa layanan rehabilitasi militernya menghadapi beban yang jauh lebih berat dibandingkan sebelum agresi ke Gaza dimulai. Ia menyebut, pihaknya awalnya telah menangani sekitar 62 ribu kasus kesehatan mental, namun angka itu kini melonjak menjadi kurang lebih 85 ribu.

“[Ini] belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Shimoni, menggarisbawahi betapa besar dampak operasi militer terhadap kondisi psikologis prajurit.

Shimoni memaparkan bahwa sekitar sepertiga pasukan Israel mengalami gangguan psikologis yang berkaitan langsung dengan peristiwa 7 Oktober 2023, awal ketegangan baru yang memicu serangan besar-besaran ke Gaza. Besarnya jumlah pasien membuat tenaga medis kewalahan. Ia mengungkapkan bahwa dalam banyak kasus, satu terapis mental harus menangani hingga 750 prajurit. Di beberapa wilayah, jumlahnya bahkan melebihi angka tersebut.

Situasi ini menyebabkan keterbatasan layanan perawatan karena terapis sulit memberikan penanganan cepat maupun konsultasi mendalam kepada seluruh pasien. Kondisi tersebut turut memperburuk rentetan masalah sosial lain yang kini muncul ke permukaan.

Pada November lalu, surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan adanya “krisis psikologis yang meluas” di Israel akibat dampak perang berkepanjangan. Media tersebut menyebut hampir dua juta warga Tel Aviv membutuhkan dukungan kesehatan mental, menandakan tekanan psikologis tidak hanya menimpa prajurit, tetapi juga masyarakat sipil.

Sejumlah laporan media di Israel juga menyoroti peningkatan kecanduan narkoba sebagai salah satu gejala yang muncul akibat situasi mental yang memburuk. Lebih dari itu, angka percobaan bunuh diri dalam tubuh militer juga menunjukkan tren mengkhawatirkan. Data militer pada Oktober mencatat terdapat 279 percobaan bunuh diri selama 18 bulan terakhir, dengan 36 di antaranya berakhir fatal. Tekanan pasca pertempuran disebut sebagai salah satu pemicu utama.

Lonjakan gangguan mental ini menjadi refleksi lain dari dampak konflik berkepanjangan di Gaza, tidak hanya bagi warga Palestina, tetapi juga bagi prajurit Israel yang terlibat langsung dalam operasi tersebut. Para ahli kesehatan mental memperingatkan bahwa tanpa peningkatan kapasitas tenaga medis dan dukungan psikososial jangka panjang, krisis ini berpotensi berkembang menjadi masalah sosial yang jauh lebih besar. []

Diyan Febriana Citra.

Bagikan:
Internasional