Kena Tarif 50 Persen, Warga Brasil Protes

Kena Tarif 50 Persen, Warga Brasil Protes

BRASILIA – Hubungan bilateral antara Brasil dan Amerika Serikat kian menegang setelah keputusan Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif impor sebesar 50 persen terhadap produk asal Brasil. Keputusan tersebut memicu gelombang protes di sejumlah kota besar Brasil pada Jumat (01/08/2025), yang mencerminkan kekecewaan publik atas tindakan yang dinilai bersifat politis dan provokatif.

Aksi protes yang terjadi di ibu kota Brasilia, serta kota-kota utama seperti Sao Paulo dan Rio de Janeiro, menunjukkan kemarahan warga yang tidak hanya diarahkan pada kebijakan perdagangan, tetapi juga terhadap intervensi AS dalam proses hukum internal Brasil. Dalam beberapa aksi, massa bahkan membakar patung menyerupai sosok Trump sebagai simbol penolakan terhadap campur tangan asing.

Meskipun skala aksi tergolong kecil, eskalasi kemarahan warga tidak bisa diabaikan. Laporan AFP menyebutkan bahwa pemicu utama kekesalan publik adalah tarif impor yang diumumkan Trump secara terbuka sebagai bentuk “hukuman” terhadap pemerintahan Brasil yang sedang mengadili sekutu politiknya, mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro.

Langkah itu disebut-sebut erat kaitannya dengan kasus hukum Bolsonaro yang tengah menghadapi dakwaan merencanakan kudeta pasca-kekalahannya dalam Pilpres 2022. Insiden penyerbuan gedung Kongres Brasil oleh pendukung Bolsonaro pada Januari 2023 mengingatkan pada kejadian serupa di Gedung Capitol, Washington DC, saat pendukung Trump menggempur pusat pemerintahan AS pada awal 2021.

Salah satu titik panas ketegangan muncul dari sanksi langsung pemerintah AS terhadap Hakim Agung Brasil Alexandre de Moraes. Selain pembekuan aset dan larangan berkunjung ke AS, Moraes juga menjadi target tudingan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio yang menuduhnya melanggar hak asasi manusia.

Namun Moraes, yang dikenal lantang melawan penyebaran disinformasi dan ekstremisme digital, menegaskan bahwa ia takkan gentar.

“Pengadilan ini, Kejaksaan Agung, dan Kepolisian Federal tidak akan tunduk pada ancaman-ancaman ini,” tegas Moraes. “Pengadilan akan tetap benar-benar tanpa kompromi dalam membela kedaulatan nasional dan komitmennya terhadap demokrasi,” imbuhnya.

Selain memimpin proses hukum terhadap Bolsonaro yang berpotensi menghadapi hukuman penjara hingga 40 tahun, Moraes juga menjatuhkan serangkaian pembatasan terhadap eks presiden sayap kanan itu, termasuk penggunaan gelang kaki elektronik dan pelarangan akses media sosial.

Dalam konteks yang lebih luas, keputusan Trump tidak hanya memperkeruh hubungan diplomatik, tetapi juga dikhawatirkan dapat mendorong Brasil mengambil langkah balasan, termasuk kemungkinan menggugat tarif di forum perdagangan internasional. Sejumlah pengamat menyebut tindakan AS sebagai bentuk tekanan politik luar negeri yang dapat mengganggu kestabilan regional di Amerika Latin. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Internasional