PARLEMENTARIA – Pelaksanaan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) ke-22 di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur (Kaltim), tahun ini dipandang sebagai momen penting untuk memperkuat solidaritas sosial dan budaya kerja sama di tengah masyarakat.
Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, Firnadi Ikhsan, menegaskan bahwa kegiatan tahunan ini tidak sekadar menjadi agenda seremonial. Menurutnya, BBGRM merupakan wujud nyata pelestarian nilai luhur bangsa yang patut dipertahankan di setiap lapisan kehidupan sosial.
“Tujuan dari pelaksanaan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat yaitu memperkuat silaturahmi di antara sesama warga, meningkatkan kepedulian sosial termasuk mengamalkan nilai-nilai luhur bangsa, yaitu gotong royong, untuk berperan aktif dalam pembangunan masyarakat,” ujarnya, Senin (21/7/2025), di Gedung DPRD Kaltim.
Firnadi yang berasal dari daerah pemilihan Kutai Kartanegara itu mengapresiasi langkah pemerintah daerah memilih Kecamatan Kota Bangun sebagai pusat kegiatan BBGRM tahun ini. Ia menilai, kegiatan ini membangun partisipasi publik yang berkesinambungan, khususnya dalam pembangunan berbasis masyarakat.
Baginya, makna utama BBGRM bukan terletak pada atribut atau kemeriahan acara, tetapi pada kemampuannya menciptakan ruang kebersamaan dan memperkuat ikatan sosial warga. “Harapan saya, pelaksanaan BBGRM ini tidak hanya bersifat seremonial saja, tetapi juga bisa dilaksanakan di hari-hari yang lain. Insya Allah, kalau kita bisa melaksanakan secara rutin dan berkelanjutan, kita bisa menciptakan masyarakat Kutai Kartanegara yang sejahtera,” tambahnya.
Firnadi menekankan pentingnya kesinambungan gerakan gotong royong agar tidak berhenti pada simbol tahunan. Ia mendorong agar nilai ini menjadi bagian dari budaya kerja sehari-hari dalam menghadapi tantangan hidup dan pembangunan.
“Semangat gotong royong dan kebersamaan masyarakat ini perlu dipupuk baik di tingkat desa, kelurahan, hingga kecamatan. Ini menjadi fondasi sosial yang sangat penting untuk pembangunan berkelanjutan,” tegasnya.
BBGRM di Kukar telah menjadi agenda rutin yang memadukan kerja bakti fisik, pemeliharaan lingkungan, serta penguatan solidaritas sosial dan ekonomi. Tahun ini, pemilihan Kecamatan Kota Bangun memiliki makna historis, mengingat wilayah tersebut pernah menjadi satu kesatuan sebelum dimekarkan menjadi Kota Bangun Induk dan Kota Bangun Darat.
Firnadi menegaskan, pelaksanaan BBGRM hendaknya tidak hanya berfokus pada perbaikan fasilitas umum. Lebih dari itu, program ini sebaiknya mencakup dimensi sosial yang lebih luas, membangun kemandirian masyarakat, dan memperkuat daya tahan ekonomi komunitas.
“Ini bukan hanya tentang bersih-bersih atau kerja bakti. Ini soal menghidupkan kembali semangat gotong royong yang sesungguhnya menjadi DNA bangsa kita. Kalau itu berhasil, maka pembangunan akan jauh lebih cepat dan berakar kuat,” pungkasnya. []
Penulis: Muhamaddong | Penyunting: Agnes Wiguna