Australia Tambah Kuota Mahasiswa Asing 2026

Australia Tambah Kuota Mahasiswa Asing 2026

SYDNEY – Pemerintah Australia membuka kembali peluang lebih luas bagi mahasiswa internasional untuk menempuh pendidikan di Negeri Kangguru. Melalui kebijakan baru, kuota mahasiswa asing pada tahun 2026 dinaikkan sebesar 9 persen, menjadi total 295.000 orang. Fokus utama dari kebijakan ini adalah negara-negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Langkah ini diambil setelah Australia sebelumnya memperketat penerimaan mahasiswa internasional guna menekan angka migrasi yang melonjak drastis pascapandemi Covid-19. Kebijakan pengetatan tersebut berdampak pada berkurangnya tekanan di sektor properti, terutama kenaikan harga rumah akibat permintaan yang tinggi dari warga pendatang.

Pada 2025, Australia hanya menetapkan kuota 270.000 mahasiswa internasional. Namun, dengan mulai stabilnya situasi sosial dan ekonomi, pemerintah kini mengambil langkah korektif dengan menambah 25.000 slot bagi tahun berikutnya.

“Ini tentang memastikan pendidikan internasional berkembang dengan cara yang mendukung mahasiswa, universitas, dan kepentingan nasional,” ujar Menteri Pendidikan Australia, Jason Clare, Selasa (05/08/2025).

Keputusan ini menandakan Australia ingin menyeimbangkan antara penguatan sektor pendidikan sebagai sumber devisa, dengan kebutuhan domestik yang terkait penyediaan infrastruktur, terutama perumahan. Pemerintah Australia juga ingin mendorong arus pelajar dari wilayah yang memiliki hubungan diplomatik strategis, salah satunya Asia Tenggara.

Sejak pembukaan kembali perbatasan pascapandemi, jumlah visa pelajar yang diterbitkan Australia meningkat tajam. Tercatat hampir 600.000 visa pelajar dikeluarkan pada tahun anggaran 2023. China dan India menjadi dua negara dengan jumlah pelajar terbanyak yang belajar di universitas-universitas Australia.

Meskipun membuka kuota lebih besar, Australia tetap menerapkan pengawasan ketat terhadap kualitas dan tujuan belajar para pemohon. Pada 2024, pemerintah menggandakan biaya visa pelajar sebagai upaya penyaringan administratif.

Sementara itu, berbagai institusi pendidikan tinggi di Australia menyambut baik kebijakan ini. Banyak dari mereka berharap hal ini dapat memperkuat program internasionalisasi kampus dan memperkaya keberagaman mahasiswa.

Dengan naiknya kuota dan prioritas bagi Asia Tenggara, pelajar Indonesia diharapkan menjadi salah satu kelompok yang paling diuntungkan dari kebijakan ini. Hal ini membuka peluang bagi lebih banyak generasi muda Indonesia untuk mengakses pendidikan berkualitas dunia dan membangun jejaring global sejak usia dini. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Internasional