JAKARTA — Upaya pemerintah memperluas akses pendidikan berkualitas bagi masyarakat terus menunjukkan progres nyata. Kementerian Sosial, di bawah kepemimpinan Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) bersama Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, melantik 1.323 guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk formasi fungsional di Sekolah Rakyat, Jumat (08/08/2025).
Pelantikan tersebut dilakukan secara hybrid. Perwakilan dari enam lokasi hadir langsung di Gedung Aneka Bhakti Kemensos, yaitu SRMP 6 Jakarta Timur, SRMA 13 Bekasi, SRMA 10 Jakarta Selatan, SRMA 9 Jakarta Timur, SRMP 10 Bogor, dan SRMA 12 Bogor. Sementara guru-guru dari wilayah lain di seluruh Indonesia mengikuti prosesi secara daring.
Dalam sambutannya, Gus Ipul mengapresiasi kontribusi semua pihak yang terlibat. “Alhamdulillah baru saja kita melakukan pelantikan guru Sekolah Rakyat yang jumlahnya 1.323 dari berbagai sekolah rakyat yang tersebar di 100 titik,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa pelantikan ini tidak hanya formalitas, melainkan jaminan hak dan tunjangan bagi para guru sesuai ketentuan perundang-undangan.
Menanggapi adanya sejumlah guru yang tidak memenuhi panggilan tugas, Gus Ipul menekankan pentingnya komitmen. “Kalau ada yang tidak memenuhi panggilan, tentu kami menghormati,” ujarnya. Guru yang mengundurkan diri telah segera digantikan agar proses belajar tidak terganggu.
Hal serupa berlaku pada siswa. Dari 9.705 murid, 115 orang (1,4 persen) mengundurkan diri meski upaya persuasif telah dilakukan. “Kami tentu dengan berat hati menyetujui pengunduran dirinya itu. Tapi karena itu keputusan keluarga, kami tidak bisa memaksa,” kata Gus Ipul. Seleksi siswa pengganti pun langsung dimulai.
Kepala SRMA 12 Bogor, Iksan Cahyana, menuturkan perubahan signifikan pada anak didiknya. “Anak-anak yang tadinya hanya makan satu kali sehari, sekarang bisa makan tiga kali, dapat bimbingan dan tempat tidur yang layak,” ungkapnya. Banyak siswa bahkan enggan pulang karena merasa nyaman di asrama.
Sementara Kepala SRMP 10 Bogor mengakui adanya tantangan mendampingi siswa dengan kemampuan baca tulis yang masih minim serta siswa dengan disabilitas intelektual. Pendampingan personal menjadi solusi agar mereka percaya diri.
Sekolah Rakyat tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pembentukan karakter, kedisiplinan, dan kemandirian. “Di awal banyak drama, tapi makin ke sini anak-anak sadar bahwa semua ini untuk mereka sendiri,” kata Iksan.
Program ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintah mengentaskan kemiskinan secara terpadu. Saat ini 70 Sekolah Rakyat sudah beroperasi, dan target 100 titik dengan Nomor Pokok Sekolah Nasional diharapkan tercapai bulan ini.
Gus Ipul optimistis tata kelola Sekolah Rakyat akan terus membaik. “Siswa-siswa sudah mulai beradaptasi bahkan mulai nyaman dengan berbagai jadwal. Semoga ke depan tata kelola kita semakin baik dan bisa memenuhi seluruh kekurangan untuk mendukung visi Presiden,” pungkasnya. []
Diyan Febriana Citra.