JAKARTA — PDI Perjuangan (PDI-P) kembali menorehkan sejarah internalnya dengan mengukuhkan Hasto Kristiyanto sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) untuk ketiga kali berturut-turut. Keputusan itu disampaikan langsung oleh Ketua Umum Megawati Soekarnoputri pada rapat perdana pengurus baru, Kamis (14/08/2025).
Langkah ini menjadi jawaban atas teka-teki yang sempat muncul usai Kongres Keenam PDI-P di Bali, awal Agustus 2025 lalu. Saat itu, Megawati mengumumkan susunan pengurus periode 2025–2030 tanpa mengisi kursi sekjen, bahkan menyatakan dirinya merangkap jabatan tersebut.
Spekulasi publik pun bermunculan. Hal ini tak lepas dari fakta bahwa Hasto baru saja lepas dari proses hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ketua DPP PDI-P, Puan Maharani, bahkan sempat memberi sinyal bahwa keputusan itu akan menjadi kejutan. “Ya yang pertama (posisi sekjen) pasti akan ada kejutan,” ujarnya di Gedung DPR RI, Senin (11/08/2025).
Kejutan itu terjawab ketika Megawati memimpin pelantikan susulan bagi pengurus yang belum diambil sumpah pada kongres. Wakil Sekjen Bidang Komunikasi, Adian Napitupulu, mengumumkan secara resmi, “Untuk posisi Sekretaris Jenderal DPP PDI-P, Ibu Megawati menunjuk kembali Mas Hasto Kristiyanto untuk periode 2025-2030.”
Selain Hasto, sejumlah nama lain juga dilantik, termasuk Puti Guntur Soekarno, Darmadi Durianto, Charles Honoris, Andreas Hugo Pareira, Dolfie O.F.P., Andreas Eddy Susetyo, Abdullah Azwar Anas, dan Mercy Barends, masing-masing memimpin bidang strategis di DPP PDI-P.
Adian menceritakan momen unik saat penentuan sekjen. Dalam daftar pelantikan yang dibacakan Yosep Adhi Dahrmo dan P. Prananda Prabowo, posisi sekjen masih kosong.
“Di kertas yang Mas Adhi bacakan, posisi Sekjen masih kosong, tanpa nama. Lalu Mas Adi dan Mas Nanan bertanya kepada Ibu Megawati, ‘Untuk Sekjen gimana?’ Lalu Ibu Megawati menjawab singkat, ‘Ya Mas Hasto’,” kenang Adian.
Jawaban itu memicu senyum dan tepuk tangan meriah seluruh pengurus. “Semua tersenyum dan Mas Hasto pun naik ke panggung, diikuti gemuruh tepuk tangan dari yang ada dalam ruangan,” ujar Adian.
Meski banyak yang terkejut, Adian menegaskan keputusan tersebut disambut sebagai kabar gembira. Ia mengakui tidak ada satu pun pengurus yang tahu sebelumnya. “Kalau lu tanya kaget? Kaget, karena saya juga tidak tahu. Teman-teman yang di atas menurut saya juga tidak tahu,” katanya.
Ia menilai penunjukan kembali Hasto adalah wujud penuh kepercayaan Megawati. “Tentunya banyak pertimbangan-pertimbangan yang sangat beragam, tapi kesimpulannya satu, Ketua Umum percaya pada Pak Hasto,” ucap Adian.
Dengan periode 2025–2030 ini, Hasto menjadi sekjen terlama dalam sejarah PDI-P, memegang jabatan tersebut sejak 2015. Situasi politik yang tidak stabil disebut menjadi salah satu faktor pemilihan ulang ini. Ketua DPP Bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah, Ganjar Pranowo, menilai kondisi eksternal sedang tidak normal. “Ini sedang terjadi turbulensi, dan saya kira seluruh partai politik memahami situasi ini, gitu ya,” ujarnya.
Bagi PDI-P, keberlanjutan kepemimpinan di kursi sekjen dinilai penting untuk menjaga soliditas organisasi di tengah dinamika politik nasional. Keputusan Megawati menunjukkan bahwa, bagi partai banteng, konsistensi adalah salah satu kunci bertahan di tengah badai politik. []
Diyan Febriana Citra.