JAKARTA – Dukungan bagi rakyat Palestina di Gaza kembali menguat. Sejumlah aktivis kemanusiaan Indonesia yang tergabung dalam Sumud Nusantara bersiap berlayar menuju Gaza bersama puluhan negara lain untuk menentang blokade yang diberlakukan oleh otoritas Israel.
Presidium Aqsa Working Group (AWG), Rifa Berliana Arifin, menyampaikan bahwa armada internasional bertajuk Global Sumud Flotilla akan diberangkatkan pada akhir Agustus 2025. “Indonesia bersama 43 negara lainnya, dengan sekitar 70 kapal, akan berangkat ke Gaza untuk menembus blokade Zionis pada akhir Agustus 2025,” ujarnya dalam konferensi pers Nusantara Sail to Gaza di Jakarta, Jumat (15/08/2025).
Sejumlah organisasi kemanusiaan Indonesia telah memastikan partisipasinya, termasuk AWG dan International Networking for Humanitarian (INH). Rifa menambahkan, ada pula LSM yang berkontribusi tanpa mengirimkan peserta, namun tetap menjadi bagian dari gerakan internasional ini.
Sebelumnya, awal Agustus 2025 lalu, Rifa menghadiri pertemuan Global Sumud Flotilla di Tunisia selama sepekan. Forum tersebut membahas sejarah berdirinya gerakan, strategi perjalanan menuju Gaza, hingga detail teknis pelaksanaan misi. Jalur laut dipilih sebagai rute utama karena dinilai masih memungkinkan secara hukum internasional dan lebih aman dibanding jalur udara maupun darat, yang menghadapi pengawasan ketat di perbatasan Rafah maupun wilayah Yordania.
Dari pihak INH, Muhammad Husein mengungkapkan bahwa total peserta mencapai sekitar 1.400 orang dari 44 negara. “Estimasi peserta sekitar 1.400 orang, karena kapasitas tiap kapal hanya sekitar 20 orang. Beberapa negara bahkan tidak menyediakan kapal, sehingga bergabung dengan armada negara lain,” jelasnya.
Ketua MUI Pusat bidang Hubungan Luar Negeri, Sudarnoto Abdul Hakim, menegaskan bahwa blokade Gaza merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional, termasuk Konvensi Jenewa IV yang melarang hukuman kolektif terhadap suatu populasi sipil.
Farid Zanzabil Al Ayubi, perwakilan AWG yang akan turut berangkat, menyebut misi ini sebagai ‘Badai Kapal’ terinspirasi dari Taufanul Aqsa. “Insyaallah, kami akan menembus blokade Gaza dan memberikan bantuan makanan, minuman, serta kebutuhan lainnya bagi rakyat Gaza,” ujarnya.
Selain membawa bantuan kemanusiaan, armada ini juga mengusung pesan moral bagi dunia bahwa penderitaan yang telah berlangsung 18 tahun terhadap lebih dari dua juta penduduk Gaza tidak dapat dibiarkan begitu saja.
Daftar negara partisipan mencakup Indonesia, Malaysia, Amerika Serikat, Brasil, Italia, Maroko, Sri Lanka, Tunisia, Belanda, Kolombia, dan puluhan negara lainnya. Adapun Sumud Nusantara mewakili kawasan Asia dengan partisipasi dari Indonesia, Malaysia, Filipina, Maladewa, Bangladesh, Bhutan, Thailand, Sri Lanka, Nepal, dan Pakistan.
Misi ini diharapkan menjadi momentum solidaritas global yang tak hanya mengirim bantuan, tetapi juga menegaskan bahwa dunia internasional menolak segala bentuk blokade yang mengancam kemanusiaan. []
Diyan Febriana Citra.