Banjir Rob 50 Cm Rendam Muara Angke Usai Perayaan HUT RI

Banjir Rob 50 Cm Rendam Muara Angke Usai Perayaan HUT RI

JAKARTA – Warga Muara Angke, Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara kembali harus menghadapi kenyataan pahit saat banjir rob melanda kawasan permukiman mereka pada Minggu (17/08/2025) malam. Genangan air dengan ketinggian hingga 50 sentimeter itu datang hanya beberapa jam setelah masyarakat setempat merayakan peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI.

Fenomena banjir rob memang bukan hal baru bagi warga pesisir utara Jakarta. Namun, setiap kali air pasang datang, kehidupan warga seolah lumpuh dan rasa khawatir kian bertambah. Kali ini, banjir merendam sedikitnya 12 rukun tetangga (RT) di lingkungan RW 22 Muara Angke. Aktivitas harian warga pun terganggu karena genangan membuat jalanan sulit dilalui, baik oleh pejalan kaki maupun kendaraan roda dua.

Sejumlah warga mengaku hanya bisa menerima kondisi tersebut. Mereka menyadari lokasi tempat tinggal berada di wilayah yang rawan genangan saat pasang laut tinggi, terutama ketika bertepatan dengan fase bulan purnama. Meski demikian, banyak yang berharap pemerintah dapat menghadirkan solusi lebih konkret agar banjir tidak terus berulang.

Mamat, salah satu warga yang rumahnya terendam, menuturkan bahwa banjir kali ini lebih parah dibanding hari sebelumnya. “Kita tidak tahu kenapa sampai setinggi ini. Untungnya tadi pas perayaan 17-an air sudah surut pas pagi. Jadi kita bersyukur masih bisa ngerayain. Kalau melihat kondisi begini kita hanya bisa pasrah karena memang tinggal di sini. Mudah-mudahan bisa teratasi lah kondisi begini,” ujarnya.

Banjir rob tersebut semakin menegaskan kerentanan kawasan pesisir Jakarta terhadap perubahan iklim dan penurunan muka tanah. Kombinasi antara pasang laut dan kondisi geografis membuat warga Muara Angke harus selalu siap siaga menghadapi ancaman serupa. Tidak sedikit dari mereka yang mencoba meninggikan rumah atau membuat tanggul sederhana, tetapi upaya itu belum cukup mengatasi masalah.

Pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta langsung menurunkan satu unit kendaraan penyelamat untuk siaga di lokasi. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan evakuasi jika banjir semakin tinggi. Kendati begitu, sebagian besar warga memilih bertahan di rumah masing-masing sambil menunggu air surut.

Banjir rob yang kembali terjadi di Muara Angke menambah catatan panjang permasalahan lingkungan di Jakarta Utara. Masyarakat berharap agar pembangunan infrastruktur pengendali banjir, seperti tanggul laut maupun peningkatan sistem drainase, bisa segera diwujudkan. Tanpa langkah nyata, warga pesisir diperkirakan akan terus berada dalam ancaman banjir rob setiap tahun.

Momen perayaan kemerdekaan yang semestinya membawa suka cita pun bercampur dengan kekhawatiran warga terhadap ancaman banjir yang datang berulang kali. Perjuangan mereka untuk bertahan hidup di kawasan pesisir menjadi potret nyata bagaimana masyarakat kecil menanggung dampak langsung dari fenomena alam dan ketidakpastian iklim. []

Diyan Febriana Citra.

Hotnews Nasional