Trump: Amerika Sangat Membantu China, Tapi Tak Disebut Xi Jinping

Trump: Amerika Sangat Membantu China, Tapi Tak Disebut Xi Jinping

WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya angkat bicara soal parade militer besar yang digelar di Beijing, China. Trump menilai acara itu berlangsung megah sekaligus mengesankan, meski menyayangkan pidato Presiden China Xi Jinping yang tidak menyinggung peran Amerika Serikat.

“Saya pikir itu adalah upacara yang indah. Saya pikir itu sangat, sangat mengesankan,” ujar Trump kepada wartawan, Kamis (04/09/2025).

Trump mengaku menonton langsung pidato Xi Jinping pada momen tersebut. Ia memuji Xi sebagai sahabat sekaligus pemimpin yang kuat, tetapi merasa kecewa karena AS tidak disebut dalam sambutan resmi tersebut.

“Saya menonton pidato tadi malam. Presiden Xi adalah teman saya, tetapi saya pikir Amerika Serikat seharusnya disebutkan tadi malam dalam pidato itu, karena kami sangat, sangat membantu China,” katanya.

Komentar Trump menyinggung konteks sejarah Perang Dunia II. AS diketahui ikut terlibat membantu pasukan China melawan Jepang sejak tahun 1941. Dukungan itu menjadi salah satu faktor penting yang mendorong kekalahan Jepang pada 1945. Namun dalam pidatonya, Xi hanya menyampaikan apresiasi kepada pemerintah asing dan sahabat internasional yang dinilai berjasa, tanpa secara spesifik menyebut Amerika Serikat.

Xi menggambarkan perang melawan Jepang sebagai tonggak penting dalam peremajaan besar bangsa China yang dipimpin Partai Komunis hingga kini. Pesan itu sekaligus menegaskan posisi politik China bersama sekutunya di panggung global.

Ketiadaan penyebutan AS dalam pidato Xi kian menyoroti hubungan Washington–Beijing yang tengah berada di titik tegang. Kedua negara masih berselisih dalam isu perdagangan, konflik Laut Cina Selatan, hingga pandangan berbeda terkait Ukraina.

Meski demikian, Trump berusaha menampilkan sisi personal yang lebih positif terhadap Xi. Ia beberapa kali menegaskan bahwa hubungan pribadi mereka baik, bahkan diyakini dapat membuka ruang bagi kerja sama yang lebih konstruktif antara dua ekonomi terbesar dunia. Trump juga menyampaikan rencana untuk segera bertemu dengan Xi dalam waktu dekat.

Di sela parade militer, Trump sempat menulis pesan di akun Truth Social miliknya yang ditujukan kepada Xi. “Sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin, dan Kim Jong Un, karena kalian berkonspirasi melawan Amerika Serikat,” tulisnya.

Pernyataan itu segera menuai tanggapan dari Kremlin. Pihak Rusia menegaskan tidak ada konspirasi, melainkan menilai komentar Trump bersifat ironis.

Situasi ini semakin memperlihatkan dinamika rumit hubungan internasional, di mana retorika politik, sejarah, dan strategi diplomasi kerap berpadu. Parade militer yang tampak megah di Beijing pun akhirnya menjadi cerminan persaingan geopolitik yang belum mereda antara Amerika Serikat dan China. []

Diyan Febriana Citra.

Internasional